Semalam, diadakan halal bi halal
di aula antara pengurus ma’had dengan seluruh santriwan santriwati ma’had.
Ustad Taufiq selaku ketua ma’had menyampaikan banyak hal, salah satunya
mengenai kehadiran para pengasuh baru ma’had. Mereka adalah teman-teman dan
adik kelas bila dilihat dari sisi paripurnanya kuliah. Namun, keilmuan mereka
in sya Allah sangat mumpuni untuk kemudian harus segera diserap secara penuh
dan semaksimal mungkin.
.
Ketika sampai nama saya
disebutkan, saya terkaget-kaget sebab saya disebut sebagai penulis. Saya hanya
tersenyum. Belum lagi, tatkala disebutkan judul buku yang saya karang, jujur
saya sangat malu namun juga haru. Ternyata usaha saya selama ini, meski tidak
pernah saya omongkan secara langsung kepada beliau ternyata sangat
diperhatikan. Saya menjadi begitu tersanjung sebab pujian-pujian dan riuh
tepauk tangan yang membahana.
.
Dalam hati saya berkata,
“Alhamdulillah, akhirnya usaha
saya tidak sia-sia. Saya bisa membuktikan bahwa saya juga bisa berkarya”
Namun sejurus kemudian, saya
berkata dalam hati
“Astaghfirullah, kenapa saya berpikiran
seperti itu. Ini semua kan nikmat dari Allah, saya hanya dititipi sementara dan
diminta memaksimalkan dari apa yang telah dianugerahkan. Maka, atas izinNya
semua ini dapat terjadi, termasuk terbitnya buku pertama saya tersebut.”
.
Seketika saya langsung menyadari
bahwa memang virus riya’ (beramal sebab ingin dilihat orang lain) dn sum’ah
(berbangga diri berlebihan) itu dapat dengan mudah merasuk dalam jiwa, bahkan
seolah tidak terasa. Seakan-akan gejolak perasaan dalam batin tidak diawasi
olehNya. Maka, dalam kehidupan ini mari bersama mengendalikan hati kita. Jangan
sampai penyakit hati bernama riya’ dan sum’ah bertengger lama sehingga menjadi
benalu yang tidak kita sadari kehadirannya. Semoga kita senantiasa diberi
kekuatan oleh Allah untuk dijauhkan dari dua sifat tercela tersebut.
.
@muhamin25 | #day11
#dailywritingchallenge #100717