Semalam
rasanya saya dapat kabar bahagia. Pasalnya, salah satu teman semasa MI dulu melanjutkan
kuliah pascasarjananya (magister) di UIN Maliki Malang, kampus yang sama
denganku. Dia bertanya seputar pendaftaran dan serba-serbi pascasarjana padaku.
Dengan senang hati aku menjawab dan menanggapi pertanyaannya.
.
Bagiku,
bahagia begitu sederhana. Misalnya saja dapat bertemu kawan lama. Entah kawan
semasa MI, SMP, MAN, atau kuliah dimana saja. Bahagianya mungkin tak bisa
dinilai dengan uang, namun kebahagiaan dan kedamaian hati sebab setelah sekian
lama terpisah akhirnya dapat berjumpa kembali rasanya melebihi kenikmatan uang
berapa pun besarnya. Kisah lainnya adalah pagi hari kemarin saya mencoba
membuat grup whatsapp beranggotakan teman-teman MIN saya. Harapan saya tak lain
tak bukan sekadar menyambung tali silaturrahim yang telah lama renggang sebab
tak lagi berjumpa dan bertatap muka secara langsung layaknya zaman sekolah
dahulu. Beberapa kawan memberikan respon positif dengan mengomentari kiriman
awal saya. Meskipun beberapa lainnya memutuskan untuk keluar entah apa
alasannya. Apa pun alasannya, semoga jalinan ukhuwah tak pernah putus hanya
karena tak lagi satu grup di media sosial. Saya sendiri berinisiatif membuat
grup-grup teman-teman alumni yang tersebar mulai facebook, line dan whatsapp
tak lain tak bukan sebab saya begitu menghargai indahnya pertemanan yang
dijalin atas dasar persaudaraan sesama muslim. Sebab itu adalah perintah
Rasulullah untuk terus menyambung tali silaturrahim, tidak memutuskannya.
.
Terkadang,
teman-teman kita yang meluangkan sedikit waktunya untuk sekadar berkumpul 15
sampai 30 menit untuk reuni adalah mereka yang menghargai nilai persaudaraan.
Teman-teman kita yang mentraktir beberapa kawan di hari ulang tahunnya bukan berarti
ia mau pamer punya banyak uang, tetapi ia tahu nilai pertemanan jauh lebih erat
daripada uang yang selalu diagung-agungkan. Mereka yang terus menasihati
melalui tulisan-tulisannya sesungguhnya tidak mau disebut ustadz yang sok alim,
tetapi mereka tahu bahwa tugas hamba Allah adalah saling mansihati dalam
kebenaran dan kesabaran sampai ajal menjemput. Mereka yang begitu peduli dengan
kita tatkala kita susah bukan berarti mereka mengemis peduli kepada kita saat
ia nanti ditimpa musibah, tetapi ia tahu betapa berharganya nilai saling tolong
menolong terhadap sesama. Dalam hidup, teruslah menebar kebahagiaan kepada
sesama supaya kebahagiaan terus semakin berkembang dan meliputi kehidupan kita.
Sebab bahagia itulah yang sesungguhnya esensi manusia hidup baik di dunia
maupun di akhirat kelak.
.
@muhamin25
| #dailywritingchallenge #day2 #010717