Pagi ini, saya dikagetkan dengan
kabar seorang kawan satu jurusan semasa kuliah sarjana yang mengalami
kecelakaan tadi malam. Kecelakaannya cukup parah sehingga menyebabkan ia harus
dioperasi di beberapa bagian tubuh sebab patah tulang. Sejenak aku berpikir
bahwa segala hal dapat terjadi di perjalanan, maka selayaknya kita
mempersiapkan bekal yang cukup sebelumnya.
.
Sebagaimana disebutkan dalam
mahfudzat yang berbunyi “man ‘arafa bu’das safari ista’adda” yang artian
bebeasnya barangsiapa yang mengetahui jauhnya perjalanan, maka ia akan
mempersipkan segala sesuatunya (bekal). Pagi ini saya akan melakukan perjalanan
dari Bojonegoro ke Malang mengendarai sepeda motor. Tadi malam, sudah saya
persiapkan segala seuatunya, mengecek motor, mempersiapkan fisik dengan
istirahat cukup, membawa bekal cukup selama perjalanan sekitar 5 jam.
.
Di tengah jalan, karena ada satu
hal yang tidak saya pertimbangkan, satu tas kecil berisi makanan ringan jatuh
berhamburan sebab jalan yang terjal. Tas tersebut memang terlihat pipih.
Apalagi diletakkan di sebelah kiri dan ditindih oleh tas berisi baju yang cukup
berat. Namun, alhamdulillah, beberapa makanan ringan masih dapat saya pungut
dan saya letakkan pada tas kresek yang untungnya saya persiapkan sejak semalam
dan saya pun melanjutkan perjalanan.
.
Kejadian kedua ketika memasuki
daerah Kediri. Saya memang tidak begitu hafal jalan menuju Malang, terutama
ketika sudah masuk daerah Jombang dan Kediri. Dan benar saja, ketika sampai
Kediri saya hampir tersesat. Saya masuk kota Pare hampir 20 km lebih sebelum
akhirnya kembali ke jalur yang seharusnya saya lewati. Saya sendiri lupa untuk
mengecek gps pada malam sebelumnya dan memang tidak menyalakan gps pada saat
sedang perjalanan menuju Malang. Kesalahan lainnya, saya juga tidak mau bertanya
kepada penduduk setempat ketika saya tersesat dan mencoba memecahkan
ketersesatan jalan saya tersebut seorang diri.
.
Pada intinya, bila kita akan
melakukan apa pun, tidak hanya perjalanan jauh kita harus mempersiapkan bekal
yang cukup (bekal fisik, rohani, emosi, pangan, ilmu, dsb) supaya kegiatan yang
akan dilakukan dapat berjalan dengan baik. Sehingga apabila ada suatu hal
kurang sesuai dengan harapan, kita telah siap dengan berbagai rencana lainnya.
Dalam konteks mempersiapkan bekal sesungguhnya dapat kita tarik pada tataran
yang lebih luas, yaitu konteks kehidupan kita di dunia. Kehidupan dunia yang
sebentar ini sepatutnya kita gunakan untuk mempersiapkan bekal yang cukup (amal
ibadah kebaikan) supaya di akhirat kelak kita tidak menyesal. Jangan sampai
kita hanya bersenang-senang di dunia sehingga di akhirat nanti kita
berkeinginan untuk kembali barang sejenak ke dunia padahal hal tesebut mustahil
adanya. Maka, mari mempersiapkan segala hal sebelum berkegiatan supaya segala
rencana dapat berjalan dengan baik. Jangan lupa libatkan Tuhan dalam setiap
pengambilan keputusan dari rencana yang telah ditetapkan.
.
@muhamin25 | #day8
#dailywritingchallenge #070717