Mungkin
saya termasuk salah satu anak yang begitu beruntung dilahirkan dari keluarga
yang agamis. Bukan berniat sombong, hanya sebagai pengingat diri sendiri saja.
Saya kadang merasa kasihan dengan teman-teman atau siapa saja yang minim sekali
dalam hal agama ini.
.
Dalam
kitab Ta’lim Al-Muta’allim karya Syaikh Az-Zarnuji dikatakan bahwa ilmu yang
pertama kali wajib dicari adalah ilmu tentang keseharian kita. Salah satunya
adalah ilmu agama, sebab agama selalu meliputi kehidupan kita. Maka,
mempelajarinya menjadi suatu hal yang menjadi keharusan. Di era modern yang
semakin canggih dengan teknologi ini, maka pengetahuan agama yang kuat amat
diperlukan. Lihatlah betapa banyak konten negatif dalam media sosial yang ada.
Bila tidak ada pengetahuan agama yang kuat, maka semuanya akan ditelan
mentah-mentah. Pengetahuan agama layaknya filter supaya hal-hal negatif tidak
mengendap dalam otak kita.
.
Akhir-akhir
ini, kita amati perilaku anak muda semakin tidak menentu. Dengan mudahnya
berganti-ganti pasangan yang jelas-jelas belum halal, berjalan bersama yang
bukan mahram kesana-kemari sekadar untuk bersenang-senang, ngopi di warung kopi
hingga larut malam. Rasanya akan sangat panjang bila disebutkan satu per satu
disini. Yang mengherankan adalah bahwa mereka dibiarkan begitu saja oleh orang
tuanya. Bahkan ada teman saya, perempuan semasa MI dahulu yang ketika keluar
dari MI dia langsung lepas kerudung sampai saat ini. Saya kadang merasa miris.
Saya hanya kasihan betapa ayahnya menanggung dosa anak perempuan tersebut
tatkala ia keluar rumah dengan mengumbar auratnya. Saya kira hal seperti ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan agama sang anak, mungkin juga kedua orang
tuanya sehingga kurang mampu mengarahkan anaknya sendiri ke jalan yang
diridhoi-Nya. Maka, sebagai orang tua atau calon orang tua kelak, jangan pernah
lupakan pendidikan agama anak-anak kita. Kita sah-sah saja menyekolahkan anak
kita sampai jenjang setinggi-tingginya, prestasinya melimpah, begitu
membanggakan dalam bidang akademik, non-akademik atau keterampilan lainnya.
Namun, jangan pernah melupakan pendidikan agama. Sebab dengan balutan
pengetahuan agama tersebut, segala prestasi yang dimiliki tak membuatnya tinggi
hati dan meremehkan orang lain. Bila ia tak mampu meraih yang diinginkan, ia
mampu bersabar dan terus berusaha lebih giat lagi. Bila ia menikah nantinya, ia
paham akan hak dan kewajiban sebagai seorang pasangan suami istri sebagaimana
yang telah digariskan oleh Allah dan rasul-Nya. Jangan sampai kita menjadi
orang tua yang menyesal di akhirat nanti sebab tak sempat memberikan
pengetahuan agama yang cukup bagi anak-anak kita. Bilamana kita sendiri tak
mampu mendidik agamanya secara maksimal, titipkanlah pada pondok-pondok
pesantren atau lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan agama yang
cukup untuk bekal kehidupan masa depannya. Dengan begitu, kita berharap semoga
generasi penerus tidak menjadi generasi yang lemah, tetapi menjadi generasi
yang selalu kuat di berbagai aspek, termasuk dalam aspek pengetahuan agama.
.
@muhamin25
| #dailywritingchallenge #day1 #300617