Terkadang ketika seorang pemimpin telah
mencapai tingkatan tertinggi di sebuah institusi, ada beberapa hal yang berubah
darinya. Mungkin sebagian ada yang semakin peduli terhadap bawahannya. Namun,
beberapa di antaranya justru semakin menjauh dan tak “merakyat” terhadap yang
dipimpinnya. Nah, hal inilah yang berbahaya.
.
Rasul mengingatkan dalam haditsnya bahwa
setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya. Maka, bila seorang pemimpin sudah semakin menjauh dari yang
dipimpinnya bisa menyebabkan ia semakin dibenci sebab terkesan tak peduli.
Apalagi bila sang pemimpin lebih sering mengurus urusan luar institusi daripada
dalam institusinya sendiri. Ada yang beralasan untuk branding, cari nama
di kancah nasional. Sehingga untuk bertemu sekadar 5 menit saja susahnya minta
ampun. Seorang pemimpin yang baik akan senantiasa menyiapkan waktu untuk
mendengar bawahannya. Mungkin saja ia tidak sempat mengecek bagian-bagian di
bawahnya sehingga membutuhkan laporan, tetapi karena kesibukannya yang
menggunung, pesan-pesan dari bawahan tak pernah sampai pada sang pemimpin.
.
Maka, untuk menjadi pemimpin yang baik,
cobalah untuk memberi ruang kepada bawahan untuk memberikan sedikit laporan.
Konsekuensinya, selalu sediakan atau agendakan waktu barang 10-15 menit setiap
harinya untuk mengecek semua bagian yang ada di bawah kepemimpinannya. Niscaya,
pada masa-masa selanjutnya, aka nada kesinambungan dan tidak akan terjadi
kesalahpahaman. Semua masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan tuntas dan
segera, tidak menunggu nanti dan nanti.
.
@muhamin25 | 19 Juni 2017