Hari ini kembali aku dapat pelajaran
berharga mengenai penghargaan terhadap waktu. Betapa tidak, sejak pagi aku
berkutat dengan tugas studi hadits yang tak kunjung usai. Sudah dua hari ini
dari sejak selesai tadarus subuh sampai malam menjelang kumengerjakannya.
Memang, bias dibilang tugas terakhir ini butuh sedikit tenaga ekstra. Bulan
puasa menjadi lebih bermakna dengan tugas-tugas UAS tersebut, setidaknya tidak
ada rumus menganggur untuk hal-hal yang tak berguna.
.
Siang menjelang, satu per satu email teman
satu kelas belum sempat kubuka dan kubalas. Bagaimana mau membalas, tugasku
sendiri saja belum selesai. Selain itu, tiba-tiba whatsappku berbunyi dan ternyata
ada teman satu kampus yang minta tolong menerjemahkan abstraknya. Aku sanggupi
saja, meski aku belum tahu ia dari jurusan apa dan apakah aku benar-benar dapat
menyelesaikan terjemahan dalam waktu singkat. Singkat cerita selesailah tugas
hadits tersebut meski harus bersusah payah dan menghabiskan banyak waktu.
.
Adzan ashar berkumandang. Pesan whatsapp
masuk lagi. Ternyata teman yang minta tolong menerjemahkan abstraknya tadi yang
mengirim pesan. Kujawab sepertinya belum bias kalau sore ini. Dia langsung
tidak terima. Alhasil makian dan cacian langsung saja meluncur bebas. Tak
peduli lagi meski ini bulan puasa. Aku paham betul, bisa jadi dia sedang
benar-benar butuh terjemahan abstrak itu segera. Akhirnya aku mengambil langkah
cepat. Kuterjemahkan dengan bantuan google translate dan sedikit kuubah bagian-bagian
yang sepertinya kurang sesuai dari sisi kaidah dan susunan kalimat bahasa Arab.
Alhamdulillah setengah jam berlalu dan selesai juga terjemahan abstrak teman
saya jurusan arsitek. Saya mohon maaf kepadanya karena pelayanan yang kurang
memuaskan.
.
Dari kisah tersebut saya belajar untuk
lebih teliti terhadap apa yang diamanahkan kepada kita. Cek dulu apakah kita
benar-benar mampu mengerjakannya atau hanya setengah saja. Lalu, berusahalah
untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik. Apa pun itu dari yang kau
persembahkan atau kau jual (baca: keterampilan) kepada orang lain. Dengan
begitu, niscaya akan lebih banyak lagi orang yang percaya padamu dan teruslah
seperti itu maka kehormatan akan senantiasa meliputi dirimu.
@muhamin25 | 15 Juni 2017