Ahad pagi begitu menyenangkan.
Udara dingin menusuk tulang membuat bulu kuduk berdiri meski matahari sudah
mulai menampakkan cahayanya. Langkah-langkah kaki para santri ma’had pun
menambah semangat pagi ini. Pasalnya mereka akan mengakhiri agenda OSAMA
seminggu ini dengan game yang tentunya sangat menggembirakan hati. Saya
sendiri tak mau ketinggalan. Sudah lama rasanya tak berolahraga ringan.
Akhirnya, saya putuskan untuk berlari mengitari kompleks MAN 3 Malang. Sekitar
10-15 menit kemudian saya telah selesai dari ritual lari pagi. Tidak terlalu
ngos-ngosan, meskipun sudah cukup membuat tubuh saya lelah.
.
Sembari beristirahat, saya
mengamati para santri baru dan panitia OSAMA beberapa meter dari lapangan.
Beberapa santri yang saya kenal mendekati dan duduk di sebelah saya menemani
mengobrol. Beberapa saat kemudian, ketua dan bendahara OSAMA menghampiri saya
untuk berkonsultasi seputar kegiatan penutupan OSAMA nanti malam. Mereka berdua
berseragam pramuka sebab hari ini akan diadakan technical meeting lomba
PERAK LINGGARJALI (Perlombaan Akbar Lingkup Penggalang Regional Jawa-Bali).
Ketepatan mereka berdua bertindak sebagai sie giat dan memang harus memberikan
pengarahan dalam technical meeting tersebut.
.
Mentari mulai meninggi. Tampak
para santri dan panitia sudah mulai menepi mencari tempat teduh untuk
beristirahat usai game yang mengasyikkan meski cukup melelahkan. Usai
dzuhur saya menuju kantor ma’had sebab ada suatu hal yang harus saya selesaikan.
Malam harinya salah seorang ustadzah berkonsultasi mengenai acara pekan dakwah.
Dari chat yang say abaca, sepertinya ia sedang sedikit galau. Bukan galau sebab
putus cinta, tetapi kesimpangsiuran kabar mengenai kegiatan pekan dakwah. Kami
memutuskan untuk membicarakannya esok hari. Saya sedikit berpesan kepadanya
bahwa bekerja di ma’had ini memang berat. Jangan berharap seperti bekerja di
kantor ternama di luaran sana. Di sini dibutuhkan orang-orang yang siap
menjalankan banyak tanggung jawab, meskipun itu bukan tanggung jawabnya. Maka
dari itu, bagi siapa saja yang bekerja disini harus siap berada di bekerja di
bawah tekanan. Kalau yang bekerja saja sudah tidak kuat mengemban amanah, maka
bagaimana nasib santri yang diurus? Tentu akan semakin kacau balau.
.
Saya pernah membaca artikel bahwa
saat ini ada istilah AQ (Adversity Quotient). Kecerdasan ini adalah
kecerdasan mengelola tantangan yang dihadapi. Seberapa kuat seseorang
menghadapi suatu halangan yang ia dapati di tengah jalan ketika memperjuangkan cita-citanya,
dst. Selain kecerdasan lain yang sudah kita kenal seperti kecerdasan
intelektual dan emosional, sepertinya kecerdasan tahan banting ini juga amat
diperlukan. Bila kecerdasan ini telah dikuasai, maka seseorang tak akan mudah
menyalahkan keadaan dan orang lain tatkala tujuan hidupnya tak tercapai.
Sebaliknya, ia akan pandai mengevaluasi diri guna perbaikan di masa mendatang
dan terus mencari cara-cara yang baik untuk mewujudkan apa yang ia inginkan.
.
Setelah lulus sarjana, banyak
dari para sarjana yang takut menghadapi tantangan hidup yang sesungguhnya.
Dikiranya, kehidupan akan berjalan dengan ke”enak”an saja, padahal telah ada
banyak halangan, rintangan, dan pesaing yang bila seseorang tidak kuat
menghadapinya, tentu bersiaplah untuk digilas zaman dan seakan-akan kau tak
pernah benar-benar memperjuangkan apa pun dalam hidup. Maka, mari melatih
kecerdasan tahan banting ini sejak sekarang. Tidak ada kata terlambat dalam
belajar. Kalian bisa memulainya dengan mencoba hal-hal baru dalam hidup, namun
jangan pernah berputus asa bila berhenti di tengah jalan. Selain itu, kalian
dapat pula mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Coba ukur seberapa
kuat kalian bertahan. Mampukah kalian selesaikan deadline tugas-tugas
sekolah dan kuliah yang menumpuk hanya dalam beberapa jam saja? Saya harap
kalian mampu melewatinya. Semoga dengan latihan-latihan tersebut, kalian
benar-benar menjadi orang tahan banting. Tidak cengeng, tidak menjadi orang
yang ada masalah sedikit saja sudah mengeluh, sudah ngomong kesana-kemari tidak
jelas. Kelak, kecerdasan tahan banting akan sangat berharga dirasakan terutama
ketika telah berumah tangga. Berbagai persoalan harus diselesaikan segera dan
sebagai pelakunya memang harus kuat. Jangan lupa juga untuk mengajari orang lain
tentang kecerdasan ini. Semoga kita semua mampu menjadi insan tahan banting
dalam menghadapi pahit manis kehidupan hingga nyawa tercerabut dari jiwa ini.
.
@muhamin25 | #day24
#dailywritingchallenge #230717