Syawal kali ini seorang pemuda menerima banyak sekali wedding invitation (undangan nikah) dari teman-teman angkatan kuliah UIN dan juga kawan-kawan organisasinya. Setelah dihitung, ada sekitar 8 undangan yang ia terima. Namun, sayang seribu sayang tak satu pun yang dapat dihadiri sebab satu dan lain hal. . Bagi kalangan single (jomblo), undangan-undangan tersebut secara tidak langsung menyindir keberadaannya. Meski, bagi sebagian yang lain, hal itu dianggap biasa saja sebab jodoh memang tak ada yang tahu kapan akan datang. Cerita-cerita cinta berujung pernikahan kadang-kadang membuat kita haru, tertawa terpingkal, atau malah berdecak kagum. Ada yang saling mengenal lewat media sosial, ada yang sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun menjalin hubungan, meski ada pula yang sekejap berpapasan langsung sama-sama suka. . Bagi pemuda itu sendiri, ia merencanakan pernikahannya tahun depan usai menyelesaikan jenjang magisternya. Ia tak mau terlalu lama hidup sendirian. Meski sampai saat i
Juli 02, 2017
Masih Nerima Undangan Resepsi Temen? Gak Usah Baper!
Syawal kali ini seorang pemuda menerima banyak sekali wedding invitation (undangan nikah) dari teman-teman angkatan kuliah UIN dan juga kawan-kawan organisasinya. Setelah dihitung, ada sekitar 8 undangan yang ia terima. Namun, sayang seribu sayang tak satu pun yang dapat dihadiri sebab satu dan lain hal. . Bagi kalangan single (jomblo), undangan-undangan tersebut secara tidak langsung menyindir keberadaannya. Meski, bagi sebagian yang lain, hal itu dianggap biasa saja sebab jodoh memang tak ada yang tahu kapan akan datang. Cerita-cerita cinta berujung pernikahan kadang-kadang membuat kita haru, tertawa terpingkal, atau malah berdecak kagum. Ada yang saling mengenal lewat media sosial, ada yang sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun menjalin hubungan, meski ada pula yang sekejap berpapasan langsung sama-sama suka. . Bagi pemuda itu sendiri, ia merencanakan pernikahannya tahun depan usai menyelesaikan jenjang magisternya. Ia tak mau terlalu lama hidup sendirian. Meski sampai saat i
Penulis blog
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat
Posting Komentar