Kembali Ke Atas
Beranda
Renungan Kehidupan
Belajarlah Pada Siapa Saja
Muhammad Amin Muhammad Amin
Agustus 22, 2017

Belajarlah Pada Siapa Saja


Pagi ini, agenda saya adalah mengesol sepatu, menyervis jam dinding yang mati dan membeli beberapa buku. Saya mencoba mengingat-ingat dimana tempat sol sepatu yang murah dan bagus. Tak perlu waktu lama, saya sudah mengetahui dimana tempat mengesol sepatu yang bagus dan murah di sekitar Kota Malang. Langsung saja saya kendarai motor seusai sarapan menuju tempat sol sepatu. Lima belas menit kemudian, saya sudah berada di tempat sol sepatu.

.
Dilihat dari fisiknya, umur beliau sudah berkepala empat atau bahkan lima. Namun, kecepatan dalam mengesol sepatu cukup cepat daripada yang masih muda. Inilah yang dinamakan faktor pengalaman. Saya menunggu sekitar setengah jam dan sepatu saya sudah disol dengan rapi. Selama mengesol sepatu, saya berbincang banyak dengan beliau. Mulai masalah pemerintahan, kota Malang, Indonesia, presiden, bahkan dunia kampus yang tak dinyana pengetahuan beliau lumayan juga. Sebagai mahasiswa, saya terkagum kepada beliau. Ternyata beliau pernah merantau di beberapa kota di Jawa Timur sewaktu muda. Itulah yang membuat wawasan beliau cukup luas di usianya yang tak lagi muda. Beliau bercerita tentang rentang waktu magister, doktoral, kampus-kampus ternama di Indonesia dst. Saya pun hanya bisa manggut-manggut sambal menanggapi satu dua kali ketika beliau bertanya suatu hal kepada saya. Setengah jam sudah saya bercakap-cakap dengan beliau dan sepatu saya juga sudah tersol rapi. Saya pun pamit dengan senyum merekah di wajah.
.
Tempat selanjutnya adalah toko buku Togamas berjarak sekitar lima kilometer dari tempat sol sepatu tersebut. Di sana saya membeli beberapa buku karya Sir Athur Conan Doyle dan Rhenald Kasali. Cukup lama saya berada di toko buku sebab saya juga sedang mengobservasi buku-buku menarik yang sekiranya dapat saya beli dan baca bulan depan.
.
Perjalanan selanjutnya adalah tempat servis jam dinding. Bertempat tepat di pertigaan Dinoyo saya pun memberhentikan motor. Saya memasuki toko berukuran lima kali lima meter persegi. Berjejer jam dinding berbagai bentuk, mulai yang kotak bulat, dan bentuk-bentuk tak lazim lainnya. Ada pula jam tangan dengan berbagai merk dan harga yang terpajang. Berdiri wanita dua puluh tahunan menanyakan keluhan jam dinding kepada saya. Beliau menanyakan mesin jam tangan kepada saya, dan saya jawab bahwa saya menemukan jam dinding ini sudah tanpa mesin, atau lebih tepatnya saya lupa dimana meletakkan mesin jam dinding yang rusak ini. Dengan feeling dan pengalaman di dunia jam tangan dan jam dinding, dengan cekatan beliau mengganti mesin jam dinding dan ternyata prediksinya tidak salah. Jarum jam dinding sudah kembali berjalan seperti semula. Ketika memasang kaca depan jam dinding, beliau berkata kepada saya,
“Mas, memasang jarum jam dinding ini harus lurus dan tidak boleh bertabrakan dengan jarum di belakangnya atau depannya serta tidak boleh menyentuh kaca supaya jarum jam berjalan dengan baik.”
“Oh, begitu ya mbak.”
“Iya mas, terus jangan lupa hanya gunakan baterai TwT, Panasonic biru atau silver dan Eveready merah.”
“Harus itu mbak ya, nggak bisa yang lain?”
“Bisa sih pakai yang lain, tetapi baterai yang saya sebutkan itu baterai yang bagus untuk jam dinding dan membuat jam dinding awet. Kalau memakai baterai lainnya, umur jam dindingnya akan pendek dan cepat rusak.”
“Ehm, terimakasih atas ilmu barunya. Saya baru tahu. Akan saya catat di note gawai saya supaya suatu saat kalau jam dinding ini mati dan kehabisan daya, saya belikan baterai yang seperti mbak sebutkan. Sekali lagi terimakasih.”
“Sama-sama mas.”
.
Hari ini saya dapatkan pelajaran bahwa jangan sampai kita menutup mata untuk tidak menerima ilmu dari siapa pun. Bisa jadi aka nada ilmu-ilmu baru yang belum pernah kita ketahui. Tentu jangan lupa untuk mengklarifikasinya kepada ahli kelimuan yang kita dapatkan supaya pengetahuan yang didapat benar-benar valid. Intinya, jangan pernah malu belajar pada siapa pun, meski kepada orang yang tingkat pendidikannya di bawah kita sekali pun. Semoga kita menjadi insan-insan bijaksana yang tak hanya menilai seseorang dari penampilan, tingkat pendidikan, status sosial, atau penghasilannya saja.
.

@muhamin25| #day54 #dailywritingchallenge #220817

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)