Bagaimana rasanya bila kau terus
dibuntuti oleh teman-temanmu sepanjang hari? Risih nggak sih? Kalau aku jujur aja
risih. Gimana nggak risih, baru sebentar keluar kemana, dia ikut. Aku makan,
dia ikut makan. Yang paling ngeselin pas dia ditinggal makan misalnya, dia
pasti marah-marah. Hey, emang aku harus ngikutin semua kemauanmu? Sorry ya.
Kita punya masalah sendiri-sendiri.
.
Di sebuah lembaga pendidikan, datang
seorang karyawan baru. Ia tinggal bersama senior di bagian pemasaran. Hari
pertama bekerja, seniornya memberikan penjelasan panjang lebar mengenai apa
saja yang harus dikerjakan di bagian pemasaran. Karyawan tersebut
mendengarkannya dengan seksama. Sesekali ia bertanya dan seniornya menjawab
dengan sabar. Setelah hampir seminggu, sang senior mulai memberikan tanggung
jawab ini dan itu untuk melihat seberapa cepat dia beradaptasi dalam pekerjaan
barunya. Ternyata, karyawan baru tersebut masih belum bisa sepenuhnya dilepas.
Namun, karena terlalu sering mengekor seniornya, seniornya mulai geram dan
risih. Dalam benak senior, ia berpikir bahwa mereka berdua telah sama-sama
dewasa dan mengetahui mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak. Serta
mana yang bisa dikerjakan sendiri dan mana yang harus dikerjakan bersama. Pada
intinya, senior menginginkan karyawan tersebut mulai bisa mandiri dalam
memegang kendali penuh pekerjaannya, tanpa bersandar lagi pada senior.
.
Hendaknya mental mengekor ini
yang harus dihilangkan dari diri seseorang. Tiap orang itu merdeka atas
kehendak selama tidak menyalahi peraturan yang berlaku. Jangan sampai ia
mengganggu privasi orang lain, terlebih ikut campur dalam urusan mereka. Urusi
urusanmu sendiri selagi bisa. Bila memang tidak mampu, kau bisa bertanya,
meminta bantuannya, tapi cukup sekali saja, jangan keenakan meminta bantuannya
untuk menyelesaikan pekerjaanmu, itu kurang baik untuk karir pekerjaanmu.
Semoga kemandirian dapat segera tercermin dari perilakumu sehari-hari dalam
berbagai lini kehidupan.
.
@muhamin25 | #day34
#dailywritingchallenge #020817