Ba’da Isya, saya dihubungi oleh ketua ma’had untuk menggantikan beliau hadir dalam acara tasyakuran hari raya kemerdekaan RT 04 RW 02 yang letaknya di perkampungan warga pekalongan dalam. Saya tak kuasa menolak. Saya diminta mengajak 5 orang santri kelas XII dalam acara tersebut. Setelah berkeliling dari lantai empat, akhirnya saya putuskan untuk mengajak lima orang santri sebelah kamar saya dan mereka bersedia.
. Kami berangkat dengan penuh semangat, mungkin jika ditanya jujur, jawabannya adalah cari makan malam, sebab saya sendiri belum makan malam. Tetapi, di luar itu, saya diminta ketua mahad untuk memberikan sambutan pada acara warga menyambut kemerdekaan bangsa Indonesia tersebut. Sesampainya di lokasi, saya bertemu dengan pak RT yang saya sendiri belum sempat berkenalan sampai saya pulang dari acara tersebut. Saya diajak ke tempat acara. Di sepanjang gang sempit, warga pekalongan dalam yang terdiri dari penduduk asli maupun pendatang semuanya tumplek blek disana. Kulihat pemuda se