Jarum jam telah menunjuk pukul
22.15 ketika saya masuk kamar. Entah kenapa, tiba-tiba saya berhasrat menonton
tayangan televisi malam kemarin. Setelah mencari-cari program yang menarik,
saya terhenti pada stasiun televisi nasional pertama yang malam itu sedang
berulang tahun. Program Generasi Emas ditayangkan oleh stasiun televisi
tersebut diisi oleh Ary Ginanjar Agustian. Sepertinya saya sedang ingin
mendapatkan motivasi diri meski malam sudah semakin larut. Acara satu jam
tersebut benar-benar menarik perhatian saya sepenuhnya sebab tak ada selingan
iklan seperti televisi nasional lainnya.
.
Yang hadir di studio dalam
program Generasi Emas pun sepertinya berbeda dari biasanya, tapi itu spekulasi
saya saja. Mulai General Manajer dan seluruh divisi hadir dalam program
tersebut. Pak Ary memberi banyak pelajaran mala mini kepada seluruh pemirsa
yang menyaksikan programnya. Mulai dengan sapaan beliau kepada kameramen yang
telah bekerja selama 35 tahun, divisi drama yang telah bekerja selama 30 tahun,
sampai pada seorang karyawan yang hendak pensiun satu bulan ke depan. Berikut
beberapa poin penting dari Pak Ary yang saya catat dalam buku catatan harian
saya,
1. Kesetiaan itulah yang membuat
kecantikan sesungguhnya dalam diri kita.
2. Misi televisi ini adalah
menyatukan, ia adalah pakaian tergagah, alasan terbaik untuk tetap bekerja di
stasiun televise yang usianya sudah di atas lima puluh tahun ini.
3. Kehidupan itu bagaimana kita
kita memberi arti kepada setiap yang dikerjakan. 20, 30, bahkan 50 tahun tidak
akan pernah cukup karena selalu ada makna di balik pekerjaan yang kita tekuni.
4. Televisi ini mengejar manfaat,
bukan rating. Jadi wajar kalau masih dipandang sebelah mata, tapi ingat bahwa
yang menebar manfaat tentu akan lebih awet.
5. Kunci dalam persaingan modern
adalah : tetap spesifik, positioning, spesialisasi.
6. Misi televisi ini adalah
pemersatu bangsa. Itulah sesungguhnya dzikir amaliyah Tuhan, mencoba menyatukan
perbedaan dan menyemai perdamaian di atas dunia.
7. Apa yang kita lihat dan dengar
akan terekam dalam alam bawah sadar kita. Maka, berhati-hatilah akan apa yang
kita lihat dan dengar. Pastikan yang terdengar dan terlihat adalah hal-hal
positif.
8. Meski usia televisi ini
terkesan tua, namun semangat yang bekerja di dalamnya harus tetap muda.
9. You are what you think you
are. Kamu adalah apa yang kamu pikirkan tentang dirimu.
10. Masalah apa dan bagaimana itu
yang sering menjadi alasan kita untuk melangkah. Padahal ada “MENGAPA” yang
sesungguhnya dapat memacu kita di tengah keterbatasan atas apa dan bagaimana televisi
ini bekerja untuk pemirsa setianya.
11. Cintailah pekerjaan Anda,
maka tak akan pernah ada rasa bosan di dalamnya.
.
@muhamin25 | #day61 #dailywritingchallenge
#290817