Sebagai seorang muslim, kita sudah tentu
membaca kalam ilahi atau surat cinta dari Allah SWT yang begitu indah susunan
kata, mengalahkan syair sepiawai-piawainya seorang penyair sekalipun. Di dalam
ayat Al-Qur’an ternyata hampir atau sebagian besar isinya mengenai ayat
kauniyah atau tanda-tanda kekuasaan Allah yang terjadi di alam semesta ini. Selain
itu, sebagai akibatnya kita banyak melihat olimpiade sains sampai tingkat
internasional. Hal ini sungguh memang perlu diapresiasi. Namun, alangkah lebih
baiknya bila Al-Qur’an dijadikan landasan dalam mengkaji ilmu sains, begitu
pula ilmu lainnya.
Orang Islam memang menang di beberapa
aspek semacam ilmu seperti berbagai teori seperti teori atom dan sebagainya.
Tetapi, amat disayangkan sekali penerapan dari yang telah dipelajarinya itu
masih jauh dari harapan. Kita lihat banyak tokoh-tokoh dan penguasa Islam sibuk
dengan urusannya dan menampik akan adanya pengetahuan. Hal ini bisa kita lihat
pada kecilnya anggaran yang diberikan pemerintahan dalam hal penelitian ilmu
pengetahuan. Bila diberikan perbandingan, anggaran dana penelitian ilmu
pengetahuan 5 negara Islam sejajar dengan satu negara maju semacam Jerman,
Amerika, dan berbagai negara maju di belahan dunia lainnya. Kita lihat
masyarakat Indonesia terutama adalah masyarakat dengan mental konsumen. Mereka
cenderung konsumtif dan sedikit sekali yang mau bergerak menuju arah sebaliknya
yaitu berjiwa produsen. Berbagai peristiwa alam terjadi silih berganti bahkan
mungkin bisa dikatakan peristiwa demi peristiwa itu terjadi dengan adanya
sebuah siklus yang tetap seperti hujan, angin, cuaca, dsb. Tetapi, sekali lagi
kita tidak mau belajar dari hal itu. Di dalam Al-Qur’an ada sekitar 800 ayat
alam dan 160 ayat hukum.
Kita bisa melihat misalnya kita bicara
masalah semut. Di dalam Al-Qur’an disebutkan Namlah yang memerintah semut-semut
lainnya untuk melakukan berbagai tugas dan kewajiban seperti kita lihat pada
peristiwa semut yang hendak diinjak oleh Baginda Sulaiman AS. Di dalam
terjemahan, jarang sekali kita temukan arti semut perempuan dan lebih banyak
diartikan dengan semut saja. Di dalam sistem kerajaan semut, kekuasaan
tertinggi ada pada Ratu (semut perempuan).
Selain itu, ada banyak hal di dalam
Al-Qur’an yang menginspirasi serta menjadi acuan dalam melakukan berbagai
penemuan dan penelitian pengetahuan. Ambil contoh saja masalah memindah barang
atau teleportasi kuantum yang sudah dipraktekkan oleh Baginda Sulaiman ketika
menginginkan singgasana dari Ratu di Saba’ bisa ada di dalam istana Sulaiman. Hal
ini bila kita lihat sekarang semacam alat scan yang bisa dengan cepat
mengirimkan gambar dan dokumen lainnya.
Selanjutnya, berbicara masalah Isra’ dan
Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Ashroo diartikan memperjalankan.
Memperjalankan bisa diartikan sebagai perpindahan ruang. Sedangkan lail berarti
malam atau bisa dikatakan sebagai waktu. Sedangkan ‘abdun yang bermakna
hamba bisa diartikan ruh. Sehingga, bila peristiwa Ishra’ Mi’raj Nabi Muhammad
diaplikasikan atau dijelaskan dengan ilmu sains modern maka akan didapatkan
bahwasannya Nabi Muhammad menembus dimensi lain. Lalu, kenapa diperjalankan
pada malam hari, tidak siang hari. Alasannya adalah karena tempat Nabi dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha letaknya berlawanan dengan arah matahari. Sedangkan
mi’raj berarti nabi lenyap dari dunia material seperti tempat kita sekarang
ini.
Lalu, berbicara mengenai besi. Dalam
surat Al-Hadid ayat 25
25. Sesungguhnya Kami telah mengutus
Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.
(Q.S. Al-Hadid : 25)
Kita
temukan bahwa besi itu adalah sebuah atom. Kita kenal supernova sebagai teori
penghapusan bintang. Sehingga pada akhirnya kata-kata anzala memang
lebih tepat diartikan diturunkan daripada diciptakan karena memang besi berasal
dari langit. Lalu, kita perhatikan sisi-sisi keajaiban dalam besi ini. Lafadz
Allah dalam surat Al-Hadid bila kita hitung dari ayat pertama sampai 25 ada 26
kali. Dan kita temukan hal itu pada tabel periodik yang menunjukkan bahwa atom
besi berada pada nomor atom 26 yang berarti 26 proton dan elektron.
Itulah beberapa keajaiban ayat-ayat
kauniyah Allah yang ada dalam Al-Qur’an.