Beberapa waktu lalu, aku ditanya oleh
ayahku yang saat itu sedang mengoreksi makalah mahasiswa TI AKN Bojonegoro.
Anehnya, banyak sekali mahasiswa yang mengalami kesalahan, baik itu kesalahan
yang kecil sampai kesalahan yang kadang begitu fatal. Entah apa alasannya,
sekilas aku lihat mereka banyak melakukan kesalahan mulai membuat sampul makalah,
berlanjut pada kata pengantar yang banyak menjiplak yang sampai-sampai mereka
lupa untuk mengedit matakuliah dan dosennya. Kesalahan di dalam penulisan
makalah selanjutnya adalah penulisan bahasa arab, ayat Al-Qur’an dan hadits
Nabi yang hampir tidak ada yang benar.
Sungguh miris memang melihat mahasiswa
Teknik Informatika yang notabenenya lebih tahu dan lebih pintar masalah komputer,
seharusnya lebih bisa dalam hal membuat makalah. Tetapi, yang terjadi adalah
sebaliknya. Hal ini kadang bisa dimaklumi karena mahasiswa ayahku berada di
bojonegoro yang tentu kualitas mahasiswanya tdak bisa disamakan dengan kualitas
mahasiswa yang belajar di universitas-universitas ternama semacam UI ataupun
UIN. Di universitas tersebut tampaknya dosen tidak mewajibkan model atau format
yang sama dalam pembuatan makalah bagi tiap mahasiswanya, sehingga kesalahan
seringkali tak terhindarkan. Aku sempat ngomong ke ayahku kenapa tidak diberi
semacam sebuah format atau standar dalam pembuatan makalah.
Tapi, yang terpenting dari hal-hal di
atas adalah bahwa kualitas pendidikan di negeri ini tak bisa semuanya dikatakan
maju. Masih ada beberapa lini yang harus diperbaiki bersama-sama demi
terwujudnya model pendidikan nasional yang berkualitas tinggi.