Kita pasti ingat selalu bahwa Nabi Muhammad diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti manusia. انما بعثت لاتمم مكارم الأخلاق yang artinya Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Namun, disayangkan sekali di zaman yang kian global dan arus budaya barat yang merongrong bangsa kita sekarang ini, akhlak menjadi barang mahal yang sangat sulit didapatkan. Dengan mudahnya kita lihat para elit politik menggunakan kekuasaan tempat dia menjabat untuk mencari sesuatu yang hanya mengenyangkan perutnya sendiri. Kita semua turut prihatin. Beberapa saat yang lalu, kubaca sebuah berita di media metro bahwa semakin bertambah hari, orang yang dijerat hukum untuk dibui semakin bertambah. Kemarin, beritanya, Soetan Batoegana sudah ditunggu bui KPK.
Semalam, serial "Mata Najwa" mendatangkan seorang presiden masa lalu, BJ. Habibi yang kala itu menggantikan posisi Soeharto yang digulingkan oleh mahasiswa yang menginginkan era reformasi. Habibi mengatakan, "saat saya menjabat, saya rela menutup perusahaan pesawat saya demi memajukan rakyat dan juga saya berani melepas atribut partai saya ketika memang saya harus menjadi seorang presiden. Menurut saya, sebagai seorang presiden sudah seharusnya tidak memimpin sebuah partai politik, tidak seperti sekarang ini yang kita lihat sehari-hari." Habibi memang seorang berotak cerdas istimewa yang belajar lama di Jerman dan ketika ia ingin kembali ke Indonesia untuk mengabdi di negerinya, Indonesia kala itu tidak menerimanya melalui surat yang dikirim lewat pos. Dan sekarang kita lihat banyak sekali ketimpangan yang terjadi disana-sini terutama dalam ranah politik. Sebagian kalangan menganggap tahun ini sebagai tahun politik, semoga perpolitikan Indonesia di masa depan bisa jadi lebih baik ke depannya dan dipimpin oleh seorang presiden yang punya integritas dan kapabilitas yang mumpuni.