Bulan Desember lalu, aku berkesempatan hadir dalam acara Pelantikan Pengurus KORKOM IMM Se-Malang Raya. Berbagai mahasiswa yang tergabung dalam IMM dari berbagai universitas datang memeriahkan acara tersebut yang berlokasi di aula kampus II Universitas Muhammadiyah Malang. Sebagai tuan rumah, UMM menyambut dengan baik dan ramah setiap mahasiswa yang hendak memasuki ruangan pelantikan. Suasana tampak riuh dengan canda dan gelak tawa disana-sini, tak terkecuali pembicaraan-pembicaraan serius mengenai IMM sendiri. Acara dimulai setelah hampir 80 persen mahasiswa yang ditargetkan telah hadir memenuhi ruangan pelantikan. Sampai-sampai di tengah acara banyak peserta pelantikan yang tidak kebagian tempat duduk sehingga harus rela berdiri bermenit-menit bahkan berjam-jam hanya demi melihat pelantikan pengurus KORKOM dan tak lupa sambutan dari pengurus atau pembina IMM yang datang langsung dari PDM Malang.
Acara dimulai dengan penyampaian materi mengenai eksistensi IMM di masa kini dan juga harapannya di masa depan. Setelah puas memberikan materi, pertanyaan datang berbondong-bondong dari beberapa mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas di kota Malang. Sekretaris PDM Kota Malang, Pak M. Sengaji menyatakan bahwa kita semua, mahasiswa IMM khususnya adalah kader bangsa, kader negara dan kader agama. Untuk mendesain generasi yang tangguh, maka selayaknya digunakan basis uswah hasanah atau percontohan yang baik layaknya Nabi Muhammad SAW. Uswah hasanah yang ditekankan disini adalah dalam hal suka memberi dan tidak suka menerima. Sebagai kader IMM, hendaknya kita tetap berpegang teguh pada Al-Qur'an, hadits dan Himpunan Putusan Tarjih. Sudah saatnya dibentuk forum diskusi kecil, membangun relasi dengan siapa saja, akui dengan bangga bahwa kita adalah warga Muhammadiyah, mulailah untuk berani berkomunikasi dengan penganut agama lain.
Menurut Beliau, IMM hari ini sudah seperti kehilangan ruh organisasinya. Bangsa Indonesia memang mayoritas diisi oleh para pemuda tetapi sayangnya kondisinya sangat memprihatinkan bila dipandang dari berbagai sisi. Beliau mengungkapkan bahwa ada 4 tipe mahasiswa.
1. Akademis : mahasiswa yang selalu mengedepankan nilai akademis.
2. Romantis : mahasiswa yang kerjanya selalu ingin tampil nyentrik di depan lawan jenis
3. Hedonis : mahasiswa yang sukanya nongkrong di warung kopi, suka belanja di pusat perbelanjaan.
4. Organisatoris : mahasiswa yang mengedepankan mengurusi organisasi semacam organisasi intra kampus atau ekstra kampus.
Setiap tahun, Perguruan Tinggi mencetak lulusan yang diterima di perusahaan dan juga pemerintahan. PT mencetak lulusan yang pandai dipekerjakan bukan mahasiswa yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Mari kita songsong ASEAN Community 2015. Berhentilah mengurusi faktor atau masalah internal IMM, sudah saatnya kita mengglobalkan pikiran, mari berpikir internasional.