Dik, izinkan mas memanggilmu dengan panggilan itu ya. Atau kau mau panggilan yang lain, silahkan saja. Yang penting kita sepakat. Dik, kita memang belum dipertemukan saat ini, tapi boleh kan aku berpesan beberapa hal kepadamu duhai calon istriku, calon ibu dari anak-anakku. .
Dik, bila nanti kau jadi istriku, telah kusiapkan tangan terkuat untuk senantiasa membantu pekerjaan rumahmu. Aku tak mau menjadi orang yang bersantai-santai sedang kau bertingkah tak ubahnya pembantu rumah tangga. Tidak. Sama sekali aku tidak mau. Semoga kita bisa terus bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga berdua. Dik, mari sama-sama menjaga rahasia masing-masing. Cukuplah kita simpan sendiri aib-aib itu. Tak perlu kita umbar kemana-mana. Kau tentu paham kan bahwa bahayanya akan sangat besar bila hal tersebut kita lakukan? Dik, pahamilah bahwa menjalin kehidupan rumah tangga tidak hanya sekadar mengubah status kita yang sebelumnya menjadi berpasangan begitu saja. Tetapi, lebih dari itu. Aku teringat