Kembali Ke Atas
Beranda
Cinta
Pernikahan
Prosa
Allahu Akbar, kuasa-Nya Sedang Bekerja
Muhammad Amin Muhammad Amin
April 15, 2018

Allahu Akbar, kuasa-Nya Sedang Bekerja

Berkali-kali air mata menetes untuk malam ini. Terlebih setelah membaca tulisannya tentang mimpi beberapa hari lalu. Ternyata itulah jawaban istikharah panjang ini. Aku tak menyangka mimpi itu akan hadir pada yang didamba. Siapa punya kuasa? Allah Sang Maha Sebaik-baik Perencana dan Penentu.

Di tengah kesibukan yang itu-itu saja. Di tengah kepanitiaan yang tak ada habis-habisnya. Di tengah jadwal seminar proposal yang tak kunjung tiba. Di tengah kemalasan diri dalam membina. Di tengah kerinduan yang menerpa. Lantas kau hadir menghujam semestaku.

Akhir bulan itu benar-benar satu momen indah tak terperikan bagiku. Hadirnya mampu mencairkan suasana hati, membangkitkan semangat jiwa dalam berkarya. Hadirnya memecah kesunyian yang selama ini ada. Hadirnya menyadarkan diri yang telah lama tidur terpejam dalam mimpi yang belum tahu entah kapan datangnya.

Lantas, kita bertemu dalam tulisan-tulisan itu. Prosa dan puisi menjadi dua menu wajib di samping sarapan, makan siang dan makan malamku. Ada yang kurang bila tak menyapamu dalam aksara. Ada sesuatu yang hilang bila tak menghujanimu dengan baris kata.

Gulir waktu terus berjalan tak pernah mundur. Alur waktunya menyaksikan kita semakin hanyut dalam berlarik puisi bernada cinta dan harap pada Sang Pencipta. Ia nyata adanya, tak mengada-ada, murni. Video-video ceramah persiapan menikah menghiasi hari-hariku sejak mengenalmu. Sebab kutahu bahwa menikah bukan untuk main-main. Ia adalah satu ikatan yang kuat dan berat. Miitsaaqan ghaliidzan. Maka, ia harus dipersiapkan dengan ilmu yang matang.

Satu minggu adalah waktu yang cukup untuk mengenalmu, menginterogasimu, menginvestigasi keseharianmu, ibadahmu dan apa pun yang bisa kuketahui tentangmu. Kudapatkan dari berbagai sumber sebelum melangkah lebih jauh. Lalu, tibalah sore nan syahdu, kuhantar berita hangat itu padamu. Jawabmu begitu yakin padaku. Membuatku semakin mantap dalam melanjutkan kisah ini bersamamu.

Lantas, kisah terus berjalan. Aku pulang, bertemu dirimu, menemanimu berbelanja, hingga jarak kembali mengepakkan sayapnya. Doa dan pinta menjadi jembatan yang kuat di antara kita berdua.

Pagi tadi, kita, juga keluarga kita telah resmi bersua. Di tengah perbincangan yang cukup seru, aku hanya mampu tersipu malu, menjawab sekenanya, dan lebih banyak diam memperhatikan. Kunikmati segala sambutan tuan rumah yang begitu wah. Sekali lagi terima kasih.

Sampai hari ini, 15 hari sudah kita berjumpa dalam berbagai ragam dan macamnya. Skenario Allah sedang bekerja. Membelai lembut hamba-Nya yang mau dan terus berusaha. Ada energi cinta yang meluap tatkala mengenalmu. Ada energi kebaikan yang kau tularkan lantas menjalar dalam tubuhku. Aku tersandera olehmu, adinda.

Sampai akhirnya, kau bercerita mimpimu jumat siang lalu, juga pada malan harinya. Awalnya aku biasa saja. Tetapi, belum selesai kumembacanya, tak terasa air mata mengucur deras, bersujud pada-Nya atas jawab doa-doa panjang di malam yang sepertiga. Mungkin ini juga hasil campur tangan tengadah doa kedua orang tua kita. Keridaan dan restu merekalah yang kita cari selama ini. Mungkin juga, inilah jawaban pinta di tempat-tempat mustajabah itu beberapa waktu lalu. Ini benar-benar ajaib. Subhanallah. Tapi, ini semua benar adanya.

Ialah yang memperkenankan kedua hamba larut dalam cinta kasih suci dan halal. Ialah yang mempertautkan dua hati yang meski berjauhan jarak, tetapi selalu dekat dirasa. Ialah yang memantapkan rasa dalam jiwa bahwa dengannya,  jannah-Nya dapat teraih. Ialah yang menghadirkan rasa percaya, bahkan di tengah kondisi kedua insan yang belum pernah bertatap muka. Berkali-kali ucapan syukur dan kalimat thayyibah lainnya terlantunkan.

Mimpi itu nyata adanya. Bunga tidur itu semakin memantapkan diri untuk berusaha dengan maksimal. Bagi Sang Sutradara Hidup, dua minggu sudah cukup dalam cerita pendek ini untuk sampai pada penghujung cerita dengan hikmah yang tertata. Hingga tibalah cerita pada suatu masa yang indah di mana para pemainnya menemukan belahan jiwa, membersamai dalam suka dan duka, menguatkan dalam berbagai kondisi dan suasana, tak pernah ada rasa bosan untuk saling menasihati dan mengingatkan dalam jalan kebaikan. Keduanya dipersatukan tak hanya di dunia, namun bertemu kembali di akhirat yang kekal selama-lamanya.

Semoga anugerah cinta ini selalu berada di atas jalan-Mu
Semoga nikmat kasih sayang yang tercurah benar atas dasar hanya karena-Mu 
Malam ini aku hanya ingin meminta pada-Mu 
Persatukan kami dalam mahligai penuh rahmat-Mu.


Malang, Kota Hujan Kedua, 15 April 2018 22:22

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)