Terkadang berpikir tentang jodoh itu unik ya. Ada yang bertahun-tahun menjalin hubungan, pergi ke sana-kemari, jalan-jalan ke berbagai tempat yang indah. Tetapi bila memang belum diperkenankan, maka ia akan terhenti di tengah jalan.
Sedang yang lain, ada yang baru mengenal beberapa hari. Lewat rangkaian tulisan dan puisi. Berbalas-balasan tulisan menjadi rutinitas sehari-hari. Awalnya nyalinya diuji. Benarkah rasa yang hadir di dalam hati? Ia mantapkan niat suci, ia sampaikan pada kedua orang tua tentang maksud untuk menuju janji suci. Lantas terucap saja keinginan itu di kemudian hari, lalu di seberang sana ia mengiyakan dengan sepenuh hati. Tanpa ragu sedikit pun. Meski raga belum pernah bersua, meski suara baru saja didengarnya, meski hal-hal lainnya belum diketahui dengan sempurna. Tetapi mantap hatinya, tetap langkah kakinya menuju jenjang yang penuh keridaan Tuhan-Nya. Jauhnya jarak tak jadi alasan untuk tidak bisa menghadirkan rasa percaya.
Perihal menemukanmu di sore itu, kembali aku masih tak percaya. Rentetan peristiwa yang kutahu darimu begitu mencengangkan. Meresap ke otak, mencernanya dengan saksama, lantas berkata, Ya Allah, terima kasih atas rencana-Mu yang selalu saja indah. Tak pernah terbaca oleh hamba. Tapi aku paham bahwa isyaratmu selalu ada. Aku harus belajar untuk pandai-pandai menangkap sinyal-sinyal-Mu.
Ada yang mengatakan kalau setiap orang hadir dalam hidup kita dengan porsinya masing-masing. Ada yang diizinkan untuk singgah sebentar, menebarkan aroma cinta dan cerita bermakna, meski setelah sekian lama, ia pergi begitu saja. Tetapi, ada orang lain yang diperkenankan untuk berjumpa, terkesan sekejap saja, bahkan belum sempat bertatap mata, namun rasa percaya menyusup sempurna dalam dadanya. Rasa cinta mengalir seperti aliran darah dalam tubuhnya. Rasanya, yang dicari selama ini benar-benar telah hadir di depan mata.
Bila sudah seperti itu, berterima kasihlah pada Allah atas segala karunia. Atas karunia dipertemukan dengan hamba yang juga atas dasar karena-Nya berjanji untuk mengikat setia, seiya, dan sekata. Menemukanmu adalah sebuah kesyukuran, membersamaimu adalah sebuah harapan, bersisian denganmu adalah impian, mendoakanmu di antara deru laju akan senantiasa dilakukan.
Di antara tarian kata berbaris-baris
Dari kota yang begitu eksotis
Teruntuk adindaku yang sihir katanya begitu magis
Layaknya seorang penulis legendaris
Malang, 11 April 2018