Di sela-sela tugas kerja yang menumpuk. Di antara tanggungan tugas akhir yang membuat suntuk. Selalu kuingin menyapamu dalam tulisan-tulisanku. Apa pun yang bisa kutulisankan untukmu.
Ada satu keinginan yang ingin sekali diwujudkan. Menuliskan sebuah karya menuju hari terucapnya janji suci. Akankah itu sekadar mimpi? Menurutku tidak. Hal itu harus terealisasi.
Bayangkan betapa menyenangkannya ketika segala macam hal yang berjubel dalam otak mampu dituangkan dalam kata berbaris-baris, juga puisi yang berbait-bait. Atau mungkin renungan-renungan panjang. Atau bahkan catatan-catatan kehidupan pelengkap kebahagiaan. Semuanya bisa dituliskan.
Meski saat ini belum terealisasi, bukan berarti itu tidak bisa. Selama ada keinginan kuat untuk mewujudkannya, segala hal menjadi mungkin adanya. Bersama kita tuliskan kisah-kisah cinta bermakna. Bersama kita torehkan pena pada cerita-cerita yang akan berulang-ulang dibaca nantinya.
Inginku, buku itu menjadi semacam pengarah dalam hidup kita nanti. Bagaimana kita berinteraksi, bagaimana kita saling memahami, bagaimana kita saling menyikapi segala perbedaan yang ada dengan lapang hati. Juga tentang bagaimana seharusnya kita memecahkan masalah yang muncul silih berganti.
Kepada Adinda di seberang sana, bagaimana pendapatmu mengenai mimpi kita berdua? Setujukah dirimu mewujudkannya segera? Maukah dirimu membariskan kata demi kata demi masa depan yang masih terus kita reka? Kutunggu jawabmu dengan segera.
#08042018