Pada kata yang berbaris sempurna
Pada diksi kata yang begitu memesona
Pada rima kata yang tertata
Bagaimana aku tidak merindukannya?
Pada malam-malam penuh diskusi
Pada semangat di setiap pagi
Pada ucapan selamat malam setiap hari
Bagaimana aku tidak merindukanmu duhai putri?
Pada buku-buku yang terbaca
Pada film-film yang disuka
Pada hal-hal yang dicinta
Bagaimana aku tidak merindukannya?
Pada puisi yang terus dieja
Pada berbaris-baris prosa
Pada berbait-bait sajak berima
Bagaimana aku tidak merindukannya?
Pada hobi-hobi yang terbiasa
Pada prestasi yang terus saja terenda
Pada kepribadian yang begitu memesona
Bagaimana aku tidak merindukannya?
Meski raga belum pernah bersua
Meski belum pernah mendengar suaranya
Meski mengenalnya baru sekian hari saja
Bukan berarti tak dapat hadir rasa cinta
Sebab semesta sedang memainkan drama
Sebab Tuhan sedang memeragakan pemain-pemain-Nya
Sebab skenario-Nya sedang mencari jalan cerita
Sebab ketetapan dari-Nya senantiasa indah pada akhirnya
Terima kasih telah hadir mewarnai
Terima kasih telah datang menghampiri
Terima kasih telah rela berbagi cerita penuh inspirasi
Terima kasih telah mau menjadi pelipur lara dalam hati
Dari kota bunga
Di antara gemintang yang terus terjaga
Di balik malam yang semakin cantik parasnya
Kusampaikan salam rindu padamu, Adinda
Malang, 7 April 2018
April 07, 2018
Bagaimana Aku Tidak Rindu?
Penulis blog
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat
Posting Komentar