Duhai adinda, jujur saja sejak menyatakan rasa padamu sore itu, ada kemelut dalam hati dan jiwa. Bukan tentang petemuan yang belum tercipta, tetapi perihal bagaimana setelah janji suci terucap. Adinda mungkin berada pada satu posisi yang sulit. Sebagai anak semata wayang, tentu berat untuk meninggalkan kedua orang tua. Itu adalah satu pintamu tatkala azan zuhur akan berkumandang. Keinginan lainnya adalah adinda tetap bekerja di persyarikatan sebab ada rasa kompak yang tertinggal, ada kekeluargaan yang menjadi magnet dan berat hati bila harus meninggalkannya.
Kakanda sangat paham dengan permintaan-permintaan itu. Tenang adinda, akan kita cari jalan keluar terbaiknya. Kakanda sendiri jujur saja lebih mengutamakan untuk tetap tinggal di kota bunga ini. Membersamai santri baru nanti sepertinya menyenangkan. Itu pun kalau kaubersedia meninggalkan kota kelahiran tercinta. Adinda nanti bisa mencari pekerjaan di sini. Aku bersedia membantumu, selalu. Tentunya, dengan merelakan untuk meninggalk