Jauh sebelum mengenalmu, atau lebih tepatnya dipertemukan oleh Pencipta denganmu, aku sudah berkali-kali, entah berapa kali aku lupa, mengetuk pintu-Nya terlebih dahulu. Memohon izin agar diperkenankan hadirnya satu rasa untuk selamanya. Satu rasa yang disukai dan diharap seluruh umat manusia di dunia ini. Rasa cinta dalam bingkai kehalalan yang disebut pernikahan.
Aku masih belum bergerak terlalu banyak kala itu. Aku mengusahakan yang terbaik dengan terus menambah ilmu, itulah yang bisa kulakukan. Sebab diri paham bahwa untuk menggapai kebahagiaan di dunia, juga akhirat, tak bisa lepas dari ilmu. Aku belajar ilmu agama, ekonomi, manajemen waktu, manajemen diri, psikologi, parenting, pernikahan, dan lain sebagainya.
Dulu, aku sempat menyebut nama siapa yang ingin kujadikan pendamping hidup. Tetapi, lama kelamaan aku sadar bahwa akan lebih baik berdoa meminta yang terbaik saja. Sebab, baik menurut manusia, belum tentu terbaik menurut-Nya.
Impian-impian yang tertulis dan tertata rapi. Dit