Aku pernah mendengar seseorang
berseru “tatkala kau mencintai pujaan hati, sisakan sedikit ruang untuk siap
terluka. Jangan sampai kau berikan hatimu padanya sepenuhnya”. Mungkin saat itu
aku belum sebegitu paham sekarang akan makna ujaran tersebut, tetapi beberapa
waktu lalu aku bisa membuktikannya sendiri.
Tatkala
diri ini sudah tak lagi tahu-menahu bagaimana kabarmu hari-hari ini, jujur hal
ini begitu aku takutkan pada beberapa waktu. Takut kehilanganmu sudah barang
tentu. Namun otakku
mengirim sinyal pada tanganku untuk tidak selalu mengganggu waktu-waktu produktifmu. Kau pun tak mau mengganggu waktu produktifku juga. Aku mungkin hanya akan mengirimimu pesan singkat yang lebih banyak tidak kau jawab, atau bila sekali kau balas balasannya terbilang begitu singkat. Aku tak menyalahkanmu akan hal itu, tapi ketahuilah bahwa aku mau tahu keberadaanmu lebih jauh.
mengirim sinyal pada tanganku untuk tidak selalu mengganggu waktu-waktu produktifmu. Kau pun tak mau mengganggu waktu produktifku juga. Aku mungkin hanya akan mengirimimu pesan singkat yang lebih banyak tidak kau jawab, atau bila sekali kau balas balasannya terbilang begitu singkat. Aku tak menyalahkanmu akan hal itu, tapi ketahuilah bahwa aku mau tahu keberadaanmu lebih jauh.
Setelah beberapa waktu, aku merasa
bahwa kisah kita akan berjalan di tempat. Aku masih belum dapat memastikan
bagaimana kisah cinta kita akan berlanjut, tapi aku selalu siap dengan segala
konsekuensinya. Apalagi kalau bukan suatu saat harus patah hati. Ketika tiba
masa dimana aku harus mengungkapkan rasa dalam hati ini, aku akan terima
bagaimana pun jawabmu. Entah kau bersedia melanjutkan kisah ini bersamaku atau cukup
sampai disini dan memintaku untuk menyudahi segala hal yang kita sepakati
beberapa waktu lalu.
Satu pesanku padamu jikalau nanti
kau putuskan untuk saling bahu-membahu mewujudkan mimpi kita bersama, kuharap kau
akan selalu setia di sisiku baik di masa bahagia maupun ketika dirundung duka
nestapa. Namun bila kau lebih memilih untuk pergi ke lain hati, kuharap izinkan
aku untuk tetap menjadi teman sepanjang hidupmu. Aku tak mau hanya gara-gara
pernah patah hati kita tak mampu lagi berteman baik. Pada akhirnya, doa-doa
baikku akan senantiasa mengiringi langkahmu terlepas bagaimana keputusan
akhirmu.
M.Amin | 24 Jan 2017