Sudah sejak lama
aku memendam rasa pada wanita. Ketika aku sudah cinta pada seroang wanita maka
aku selalu merapalkan doa pada Tuhan “kalau ia baik menurutmu, maka satukan
kami dalam naungan cintaMu, tapi bila kami tak berjodoh, izinkan aku hadir di
hari pernikahannya untuk sekadar memberikan restu, begitu pula sebaliknya”.
Entah
sejak kapan keinginan itu hadir. Tetapi banyak kawan bilang “kalau ada
undangan dari mantan tidak perlu dihadiri, takutnya sakit hati.”. Tapi aku
punya pemikiran yang sedikit berbeda. Bagiku selain karena seorang muslim wajib
menghadiri undangan kecuali ada udzur syar’i, dengan hadir di undangan itu – pernikahan
mantan – maka sesungguhnya aku ingin menunjukkan sisi penerimaanku yang
sesungguhnya. Akan aku ucapkan selamat padanya, beriring restu dan doa semoga
keduanya menjadi keluarga bahagia dunia sampai akhirat. Bukankah itu indah?
Selain itu, ada juga harapan agar diriku yang masih saja hadir di pesta
pernikahan akan segera menyusul dan didekatkan jodohnya oleh Tuhan. Kita tak
pernah tahu dari siapa doa itu dikabulkan, mungkin saja doa kedua mempelai itu
bisa lebih merayu Tuhan daripada doa seorang diri. Bisa jadi doa mereka mengangkasa
lalu beberapa saat berikutnya doa itu menjelma menjadi nyata di depan mata.
Aku
pernah hendak menghadiri pernikahan seseorang yang pernah mengisi jiwa, tetapi
sayang seribu sayang kala itu tiba-tiba saja ada agenda yang harus lebih
diutamakan. Tetapi sebagai seorang hamba kita hanya boleh berprasangka baik
kepada Tuhan sembari terus menggali hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi.
Mungkin saja hari itu aku tidak ditakdirkan hadir tetapi semoga saja ia dan
pasangan halalnya mau hadir di hari bahagiaku suatu saat nanti.
Aku
yakin hati manusia dapat dengan cepat berubah suasana. Paginya ceria, siangnya
gundah gulana. Sore hari bahagia, bisa jadi malamnya terisak karena luka. Maka,
senantiasakanlah bermohon padaNya agar hati yang mudah berganti-ganti cuaca it
uterus diberi ketetapan iman dan terus istiqomah berada di atas jalanNya.
Akhirnya, semoga kita menjadi pribadi yang senantiasa ikhlas menerima segala
ketentuanNya, entah baik atau buruk adanya karena sungguh Tuhan lebih tahu apa
yang terbaik bagi hambaNya.