Ada potongan-potongan masa lalu yang tak
mudah lapuk dimakan waktu. Deretan buku di perpustakaan itu seolah menjadi
saksi pertemuan kita kala itu. Ia memang tak tak mampu berbicara layaknya
manusia, tapi diriku yakin ia merekam semuanya. Disana ada kita yang mencoba
membangun cinta dan menyatukan dua hati yang berbeda. Memang kita tidak sama
persis, tapi aku begitu yakin di masa depan kita akan bersama, setidaknya kalau
kau punya kemauan yang serupa.
Di antara lembaran buku
itu kita pernah bersua. Kita bertukar cerita, menanggapi pendapat satu sama
lain. Ah, betapa indahnya masa itu. Entah kau ingat atau tidak setidaknya aku
bisa merekamnya dengan sangat baik dalam memori otakku. Aku selalu belajar dari
setiap perjumpaan singkat kita. Aku tahu hal-hal unik tentangmu sedikit demi
sedikit, aku tahu kesenanganmu, hobimu, keadaan keluargamu dan hal-hal lain
yang berhubungan denganmu. Di atas meja perpustakaan itu sesekali aku mencuri
pandang, menatap lamat-lamat indah wajahmu, seolah bidadari syurga sedang turun
ke bumi lalau menjelma menjadi dirimu. Tak jarang kita tertawa bersama meski
hanya sebab perihal yang sangat sederhana.
Awalnya semua terasa
sempurna sebelum akhirnya aku sadar bahwa harapanku sudah melampaui batas. Aku
sadar mimpiku terlalu tinggi untuk mendapatkanmu. Kini, tiada lagi kupandang
wajah indah itu. Aku hanya bisa memandangi fotomu sembari menanti senja yang
sebentar lagi hendak pergi. Aku selalu berharap di seberang sana ada seseorang
yang mengerti apa yang tersirat dalam hati.
Percayalah dan terus
saling mendoakan hal-hal baik. Setidaknya ini yang bisa kita lakukan meski raga
tak lagi dapat berjumpa seperti biasanya, meski kata-kata tak lagi mampu
mengungkapkan apa yang ada di dalam dada. Akhirnya, tatkala diri melewati
deretan buku rapi itu seakan mereka berkata padaku “hai, aku pernah melihat
kalian bersua meski pada akhirnya semesta tak selalu memberkati semua impian
hambaNya karena Tuhan tahu mana yang hambaNya butuhkan dan mana yang hanya
angan-angan kosong yang bisa jadi membahayakan dirinya sendiri”.