Kembali Ke Atas
Beranda
Menuai Hikmah Patah Hati
Janji Dua Tahun Sekali
Muhammad Amin Muhammad Amin
Februari 25, 2017

Janji Dua Tahun Sekali


“Kita mungkin bisa saja berjanji, namun masalah realisasi, biarkan tangan Tuhan yang mengeksekusi”

            Bagiku cinta begitu sederhana. Pernah kucatatkan satu mimpi denganmu yang mungkin terdengar lucu. Aku ingin mengabadikan momen-momen indah di antara kita berdua dengan jepretan indah setiap dua tahun sekali. Lagi-lagi keinginan itu hadir begitu saja di kepala, menggerakkan jemariku untuk menuliskannya di catatan handphone-ku.

            Janji pertama telah tertunaikan dengan sempurna. Seusai orientasi semasa mahasiswa kita berjumpa di bawah pohon rindang itu, kita berkesempatan mengabadikan momen yang begitu indah, setidaknya bagi kita berdua. Dengan kamera hp yang seadanya, kita berfoto bersama, meski tidak hanya berdua, tapi hal itu sudah membuatku begitu bahagia. Kalau saja kau tahu, lamat-lamat kuamati foto itu sepanjang waktu luangku. Menerbangkan ingatanku pada masa itu. Masa yang begitu indah dengan tawa kita berdua. Aku begitu bahagia di hari itu, meski aku tak tahu apa yang ada di dalam hati terdalammu. Kuberharap kau punya perasaan yang sama denganku.
            Dua tahun berlalu dengan berbagai kejadian rindu dan pilu. Pertemuan-pertemuan berjam-jam, meski lebih banyak hanya sesaat. Perjumpaan yang membuat semesta begitu cemburu sehingga ia menurunkan hujannya. Hujan yang menyertai pertemuan-pertemuan kita yang membuat segalanya terasa begitu sempurna. Senyumanmu begitu lekat tak lekang oleh waktu. Tak kusangka sebelum keluar ruangan itu, kita berkesempatan mewujudkan mimpi keduaku. Terimakasih sudah mau membantuku mewujudkannya, meski sepintas bertemu kemudian berlalu.
            Terimakasih atas kesempatan berharga itu. Dua tahun berikutnya kau izinkan aku kembali mengantarmu untuk tugas penelitian itu. Kita kembali merealisasikan mimpi sore itu. Untuk kesekian kalinya terimakasih tak terkira kepadamu. Dari hatiku yang terdalam.
            Kurasa tidak semua keinginan harus berubah menjadi nyata. Kadangkala ada saja alasan-alasan masuk akal yang membuat mimpi itu terbang begitu saja dan hanya sekadar menjadi angan-angan di kepala. Atas segala yang pernah terjadi di antara kita berdua, biarkan semuanya menjadi rahasia kita berdua. Kuharap suatu saat nanti kisah kita menjadi kisah paling istimewa di antara kisah-kisah asmara antara dua manusia yang dipertemukan dan dipisahkan olehNya.


M. Amin | 27 Feb 2017

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)