Benarkah tanpamu hati ini
akan sepi? Aku seringkali mempertanyakannya pada akal sehat juga hati kecilku.
Secara logika, meski tanpamu aku masih akan tetap melanjutkan kehidupanku. Toh,
sebelum bertemu denganmu aku adalah pribadi mandiri yang senantiasa ceria dan
riang gembira. Tapi hati kecilku menjawab bahwa tanpa hadirmu dunia ini serasa
hampa. Mungkin begitulah gambaran dua orang yang sedang jatuh cinta. Tatkala
dua orang
sudah saling mencintai, maka intensitas pertemuan akan semakin
bertambah daripada biasanya. Maka, jeda sedikit saja sudah rindu, tak bertemu
sehari sudah serasa tak bertemu seminggu. Hal itu mungkin tidak masuk akal,
tapi hati tentu mengiyakan semuanya.
Aku seringkali hadir dalam
keramaian pesta pernikahan. Namun, meski bersama teman-temanku aku bisa tertawa
dengan lepas, namun di hati terdalam selalu muncul harapan, “ah, pasti lebih
asyik lagi bila kamu hadir bersamaku”. Aku masih saja merasa sepi di tengah
keramaian. Hatiku tak bisa terima akan kesendirian diri. Lagi-lagi kuharap kau
paham akan hal itu.
Aku selalu membayangkan kau
selalu bisa hadir menemani diri ini merajut mimpi bersama. Namun, apalah daya.
Kita sibuk sendiri-sendiri, mencoba mewujudkan mimpi masing-masing lalu
berharap suatu saat dapat bertemu di tangga kesuksesan lalu membangun ikatan
halal bersama. Mungkin saja hal itu terjadi, tapi sekali lagi itu mungkin,
mungkin menjadi nyata atau hanya ilusi belaka. Maka, semoga kita dua yang
selalu memperjuangkan asa bersama-sama, saling memahami bahwa memang sendiri
saat ini terasa lebih baik daripada bersama namun merasa asyik dengan dunianya
sendiri.
M. Amin | 23 Jan 2017