Hari sudah menjelang senja tatkala kita berjumpa di serambi
masjid itu. Kau tampak begitu anggun dengan busana yang melekat pada dirimu.
Meski baru beberapa kali bertemu, aku begitu mudah berkali-kali jatuh hati
kepadamu. Sempat pula kau lontarkan senyum manis itu di hadapanku yang bagiku
manisnya mengalahkan apa pun. Kita pun pernah bertukar pandang meski hanya
sesaat sebelum kumenyadari segalanya sudah terlambat.
Untuk pertama kalinya
aku membuka-buka ponselmu dan disana kutemukan satu foto lalu aku bertanya dan kau
jawab bahwa itu adalah foto kelulusan wisuda MA mu dan ternyata kau jadi siswi
terbaik. Waw, aku langsung saja terpukau dan lagi-lagi dalam hati bersorak
kegirangan seakan menemukan sesuatu yang telah lama hilang. Pernah kumendapat
nasihat bahwa bila ingin mencari calon istri, maka carilah calon istri yang
pintar karena mayoritas gen ibu akan menurun pada anaknya. Kurasa hal itu ada
pada dirimu, terlepas dari apa pun kekuranganmu yang tentunya aku harus
menerimanya dengan lapang dada dan senantiasa berusaha untuk melengkapinya. Itulah
alasanku kenapa diriku bisa jatuh hati padamu.
Telah beberapa kali aku
jatuh cinta pada seseorang yang pintar otaknya, namun kurasa kali ini kudapati
seseorang yang tak hanya otaknya cemerlang tetapi hatinya juga bersih. Hatimu
terbasuh berbagai nasihat-nasihat Ilahi. Bagiku gabungan keduanya sangat
sempurna sebagai bekal mengarungi kehidupan, entah kehidupan pribadi atau
kehidupan kita berdua nantinya. Dengan otak yang cemerlang itu kau mampu
menyelesaikan masalah dengan logis, lalu dengan hati yang bersih itu, maka
tatkala problematika kehidupan hadir, maka dapat kau hadapi dengan tenang,
tidak grusa-grusu dan penuh dengan kemarahan. Akhirnya, semoga kita adalah dua
yang selalu menautkan masalah kehidupan pada Sang Maha Cinta. Yakinlah bahwa
campur tangan Tuhan ada dalam berbagai segi kehidupan kita. Bukankah kau
percaya bahwa ketetapanNya senantiasa indah bagi hambaNya?
M. Amin | 24 Jan 2017