Terkadang aku masih tidak percaya bahwa dirimu telah benar-benar tidak hadir di sisi. Masih sangat kuingat pertemuan terkhir itu. Entah apa yang menggerakkanku untuk senantiasa membutuhkanmu, tetapi rasanya itu datang begitu saja dari hati. Hari itu pementasan drama, semuanya disiapkan sedemikian rupa. Hanya saja aku masih membutuhkan sesuatu yang sebenarnya bisa saja kupinjam kepada rekan-rekan putri sejurusanku, tetapi aku lebih memilihmu. Kutulis pesan
singkat itu, kau balas beberapa saat dan kita bersepakat untuk bertemu. Cukup lama kutunggu dirimu, ah, bukankah ini yang selalu aku lakukan, menunggumu sejak lama dengan harapan dapat berlama-lama menikmati indah ciptaanMu dari kejauhan. Kala itu gerimis menyelimuti langit, kau paham kan, hujan selalu saja mampu membuat segala pertemuan kita bertambah syahdu, tak terkecuali di hari itu. Kerudung coklat itu berpadu indah dengan busana yang kau kenakan. Kau selalu saja indah dengan busanamu. Aku percaya itu. Cuk