Sudah sejak lama aku memendam rasa pada wanita. Ketika aku sudah cinta pada seroang wanita maka aku selalu merapalkan doa pada Tuhan “kalau ia baik menurutmu, maka satukan kami dalam naungan cintaMu, tapi bila kami tak berjodoh, izinkan aku hadir di hari pernikahannya untuk sekadar memberikan restu, begitu pula sebaliknya”.
Entah sejak kapan keinginan itu hadir. Tetapi banyak kawan bilang “kalau ada undangan dari mantan tidak perlu dihadiri, takutnya sakit hati.”. Tapi aku punya pemikiran yang sedikit berbeda. Bagiku selain karena seorang muslim wajib menghadiri undangan kecuali ada udzur syar’i, dengan hadir di undangan itu – pernikahan mantan – maka sesungguhnya aku ingin menunjukkan sisi penerimaanku yang sesungguhnya. Akan aku ucapkan selamat padanya, beriring restu dan doa semoga keduanya menjadi keluarga bahagia dunia sampai akhirat. Bukankah itu indah? Selain itu, ada juga harapan agar diriku yang masih saja hadir di pesta pernikahan akan segera menyusul dan didekatka