Kepada kau yang
tiba-tiba menghilang tanpa kabar, izinkan diri ini untuk menyapa sejenak meski
tak mampu bertatap muka. Kepada kau yang selalu mampu membuat hati bergetar
lalu berubah khawatir seketika, izinkan bayangku hadir pada malam-malam
panjangmu.
Aku begitu rindu
kebersamaan kita. Aku rindu kita yang bercanda bersama pada banyak kesempatan.
Tugas-tugas kuliah terselesaikan dengan sempurna atas kerjasama yang baik
antara kita berdua. Aku juga selalu ingin untuk kembali ke masa dimana kita
pernah saling menguatkan tanpa harus menjatuhkan, kita yang bercakap di dunia
maya dengan selingan tawa. Aku bisa merasakannya.
Sore ini, ditemani
rintik hujan yang malu-malu menyapa bumi, bolehkah aku memeluk bayang indahmu
itu? Bolehkah aku bercengkrama indah meski hanya dengan ilusi akan hadirmu di
hadapanku? Mungkin ini terbilang gila. Namun, bagiku setidaknya dapat
mengurangi kerinduan yang sudah akut dalam dada karena tak berujung temu. Kata
pepatah “obat rindu adalah bertemu dengan yang dicintai”. Kuharap kau
yang entah sekarang berada dimana bisa merasakan hal yang sama.
Mungkin jiwa kita tak
mampu berjumpa. Tapi bukankah ikatan cinta kasih kita mampu menghubungkan meski
terpisah jarak yang menyiksa. Aku tak membenci jarak, aku bahkan belajar dari
jarak. Dengan jarak aku tahu arti kesabaran yang sesungguhnya. Darinya aku juga
belajar bagaimana rindu yang begitu tebal terkadang tak harus diungkapkan
seketika karena menunda bahagia terkadang begitu membahagiakan. Laksana Adam
dan Hawa yang terpisah timur dan barat lalu melewati masa untuk kemudian
bertemu dan kau tahu apa yang terjadi setelahnya bukan? Kurasa cinta kita perlu
sesi istirahat agar tahu bagaimana arti sebuah pertemuan. Kisah kita butuh jeda
sejenak agar ketika kembali berjumpa mampu terangkai kembali menjadi kisah
terbaik. Layaknya rangkaian kalimat yang terpisah spasi sehingga membuat yang
membacanya menjadi nyaman untuk menyelesaikan kalimat sampai titik.
Lalu, jika tak kau
izinkan untuk memeluk bayang indahmu, setidaknya biarkan memori-memori indah
itu menjadi kisah indah dalam dada. Menjadi pelajaran berharga untuk
merencanakan masa depan dengan orang yang kita kasihi dan kita cintai.
M. Amin | 23 Feb 2017