“Jangan pernah jemu merangkai doa, sampai
ketetapan-Nya benar-benar menjadi nyata”
Aku tak
pernah jemu mendoakan kebaikan-kebaikan bagimu, meski kutahu kau tak lagi
milikku. Setiap insan hakikatnya adalah milikNya. Aku paham bahwa selama ini
aku telah mencuri hak prerogratifNya untuk memilikimu. Aku lupa, terlebih
banyak khilaf untuk terus menerus mencoba mendapatkanmu dengan cara-cara yang
sama sekali tidak diridhoi olehNya.
Aku baru
tersadar setelah melepasmu dengan begitu beratnya beberapa bulan lalu. Ternyata
selama ini aku telah salah mengartikan cinta kepada lawan jenis. Lebih banyak
terpancing nafsu daripada cinta yang katanya cinta sejati. Terimakasih telah
memberiku pelajaran hebat meski kini kita tidak lagi bersama hampir sepanjang
waktu.
Kalau
memang benar kita ditakdirkan bersama di masa depan, tentu semesta akan
mewujudkan. Tak usah risau, juga galau. Raih ketetapanNya dengan doa-doa
panjang sepanjang penghujung malam. Tak perlu lagi kita diam-diam mencuri
kesempatan untuk saling bertukar pandang, karena bagiku cinta lebih romantis
bila diungkapkan lewat doa yang terlantun terus menerus, tiada lelah, menembus
langit, sampai takdir-takdir itu memainkan skenario indahNya atas kita berdua.
Bagaimanapun akhirnya nanti, itu adalah yang terbaik dariNya.
M. Amin | 8 Mar 2017