Mengapa menulis itu penting? Seberapa besar
kekuatan menulis dalam mempengaruhi kehidupan seseorang? Dan apa keuntungan
menulis?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut saya yakin menghinggapi hampir semua penulis pemula yang terlalu
banyak alasan. Mereka beralasan ini dan itu untuk tidak segera mengeksekusi
menulis. Apa pun itu. Bagi saya itu kurang baik. Saya dulu memang salah satu
dari mereka, tapi setelah saya tersadar saya tak lagi beralasan dan berusaha
untuk terus menulis sepanjang sisa hidup saya.
Pertanyaan
pertama, menulis itu begitu penting karena beberapa alasan. Alasan pertama
adalah menulis adalah perintah tersurat dari Allah dalam firman-Nya dalam kitab
suci Al-Qur’an, Ialah yang mengajarkan manusia dengan pena. Betapa Allah
mengungkapkan besarnya manfaat menulis itu kepada manusia meski kadang
seringkali manusia lupa akan hal tersebut. Alasan lainnya tentu dengan menulis
secara tidak langsung kita menyebarkan manfaat selama tulisan kita memang
tulisan yang benar-benar dapat membuat orang lain melakukan perubahan nyata
dalam kehidupan. Menulis juga menjadi tanda kemajuan sebuah peradaban. Kita
kenal banyak ulama, mereka semua menuangkan ide dan pemikirannya melalui pena
dan kertas yang sampai saat ini karyanya masih terus kita nikmati dan pelajari.
Pertanyaan
kedua, menulis memiliki dampak dalam berbagai aspek baik bagi penulis maupun
pembaca tulisan. Bagi penulis ada kepuasan tersendiri ketika ia mampu mencurahkan
pikirannya dalam sebuah rangkaian kata dan deretan kalimat. Ada sebuah kepuasan
batin, meski kadang juga materi yang dirasakan. Kegundahan dalam hati seketika
menjadi plong ketika mampu dituliskan dengan indah. Bagi pembaca, akan
mendapatkan apa yang selama ini mereka cari dari sebuah catatan kecil seorang
penulis yang bisa jadi penulisnya tidak pernah peduli sejauh mana tulisannya
dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Itulah hebatnya menulis. Kalau kata
bang Brili, menulis dapat menembus otak banyak orang bila dibandingkan dengan
peluru senjata.
Pertanyaan
terakhir, keuntungan menulis ada banyak sekali. Selain yang telah saya sebutkan
sebelumnya, tentu ada kekayaan materi yang akan didapat bila seorang penulis
mampu menerbitkan bukunya dan mendapat royalti. Ia juga akan menjadi artis
dadakan, tetapi artis yang tidak sekadar artis karena ia lahir dari kelentikan
jemarinya dalam memainkan kata per kata yang mampu menyihir pembacanya. Ia
adalah artis papan atas yang tak mudah ditumbangkan oleh popularitas, juga
dihilangkan oleh cacian karena penulis memiliki mental sekuat baja karena
memiliki sejarah panjang dalam proses penulisan karyanya.
Mungkin
itu alasan-alasan kenapa menulis menjadi satu hal yang bagi saya sendiri sebuah
keasyikan yang tidak kalah dengan berlibur ke luar negeri atau mendaki gunung
tertinggi. Jadi, teruslah menulis, jangan pernah berhenti menulis, mari
senantiasa bersemangat menebar kebaikan melalui liuk indah kata demi kata.
Mereka kita menjadi pencipta peradaban terbaik peradaban dan meninggalkan
sebaik-baik warisan bagi generasi selanjutnya.
Salam inspiratif, Muhammad Amin, 29 Maret 2017