Kembali Ke Atas
Beranda
Masyarakat
Renungan Kehidupan
Sosial
Bagaimanapun, kita Tetap Butuh Orang Lain
Muhammad Amin Muhammad Amin
Desember 06, 2020

Bagaimanapun, kita Tetap Butuh Orang Lain

#DAY3

Hari ini, di akhir pekan biasanya saya mengosongkan jadwal untuk ngonten Instagram dan semacamnya. Namun, kali ini saya harus ngonten karena kemarin sudah libur. Ya lebih tepatnya mengganti konten hari kemarin.

Setelah beres unggah konten, saya asyik menonton film pendek berbahasa Jawa. Kali ini judulnya tentang srawung dan tetulung. Artian bahasa Indonesianya adalah bersosialisasi dengan orang lain dan saling tolong-menolong. Film ini diproduksi oleh Paniradya Kaistimewan Jogjakarta. 

Diceritakan di film pendek tersebut seorang suku Papua yang tinggal di sebuah kampung di Jogjakarta sedang asyik membersihkan motornya. Yosep namanya. Dia berkata sudah pesan makanan daring, bahkan ketika dinyatakan bahwa sebaiknya motornya dibawa ke bengkel dekat rumah, Yosep menimpali kalau tukang servis motor bisa dipesan daring.

Lalu, bapak kos memberikan undangan kerja bakti warga. Yosep menjawab kan bisa menyewa tukang bersih-bersih, mengapa repot kerja bakti. Bapak kos menyatakan kalau dalam hidup kita perlu srawung dan tetulung. Kita tidak bisa hidup sendirian.

Suatu saat, Yosep kehabisan bensin di tengah jalan. Ia bertemu pengendara motor dan ditanya mengapa motornya berhenti. Setelah diketahui kalau bensinnya habis, pengemudi motor tertawa dan meninggalkan Yosep. Beberapa saat kemudian, pengemudi motor kembali menemui Yosep dan mengisikan bensin motornya. Yosep hendak memberi imbalan, tetapi dibalas, “Tidak usah. Santai saja.”

Setelah berjalan beberapa meter, ternyata motornya mogok lagi. Kali ini Yosep bertemu gerombolan pemuda yang hendak bekerja bakti. Yosep mengira dia akan dibegal. Setelah selesai kerja bakti, para pemuda dengan mengendarai motor membantu Yosep agar cepat sampai rumah.

Sejak saat itu, Yosep paham bahwa memang dalam hidup diperlukan srawung dan tetulung. Pesan lain dari film ini adalah bahwa siapa pun silakan tinggal di Jogja. Mau orang Papua, Jawa, Bali, atau etnis mana pun. Yang harus selalu diingat bahwa Jogja terus menjaga budaya srawung dan tetulung sampai kapan pun.

Untuk menonton film pendeknya, tulis saja srawung tetulung di kotak pencarian Youtube. Semoga dari film pendek ini, kita bisa selalu belajar bahwa secanggih apa pun teknologi, peran manusia sebagai pemakmur muka bumi tidak dapat tergantikan mesin atau robot. Sisi hati dan nurani yant tidak mampu digantikan. Keduanya soal rasa. Kepekaan antarmanusia harus terus dijaga sampai kapan pun karena itulah yang menjadi ciri khas kita sebagai manusia dan pembeda dengan makhluk lainnya.

Kanor, 6 Desember 2020 22:25

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)