Kembali Ke Atas
Beranda
Mind Programming
Rangkuman
Tips
Mind Programming Bersama Coach Rully Mujahid
Muhammad Amin Muhammad Amin
Desember 05, 2020

Mind Programming Bersama Coach Rully Mujahid

#DAY2

Selama pandemi, saya memang ikut berbagai kegiatan dan komunitas, salah satunya YSA (Young Success Academy). YSA mengadakan webinar rutin tiap Jumat malam. Beberapa waktu pernah pada Rabu malam. Pembahasaanya beragam. Mulai bahasa, konten Instagram, saham, kepemimpinan, psikologi, dan lain-lain.

Jumat malam (4/12), saya berkesempatan ikut webinar dari YSA. Kali ini membahas mind programming, lebih dekat ke psikologi dan NLP. Pematerinya adalah Coach Rully Mujahid. Materi yang disampaikan tentang mind programming atau bagaimana kita memprogram pikiran kita.

Saya masuk setelah acara berjalan setengah jam lamanya. Beliau mengajukan pertanyaan tentang berbagai peristiwa dan menanyakan bagaimana respon kita, baik sisi negatif maupun positif. Kejadian seperti hp tertinggal, tidak membawa STNK, pulang kantor kehujanan menjadi contoh.

Dari contoh di atas, mayoritas kita akan berpikir bahwa hal-hal tersebut berdampak negatif. Hujan bisa berakibat banjir. Hp tertinggal berarti tidak dapat berkomunikasi dengan orang tercinta. Tidak membawa STNK berarti siap-siap ditilang polisi ketika ada operasi siaga polisi.

Nah, tahap pertama dari mind programming adalah switching. Switching berarti berpikir cepat mengalihkan respon dan pikiran negatif ke pikiran positif. Pada dasarnya, otak kita netral. Positif dan negatif akan terus bertempur mengisinya. Yang menang adalah yang paling sering diberi makan. Artinya, bila kita membiasakan diri berpikir negatif, maka secara tidak sadar atau otomatis kita akan lebih banyak berpikir negatif dalam banyak hal. Pun sebaliknya.

Tahap kedua dari mind programming adalah mengontrol apa yang masuk ke dalam otak kita. Pikiran positif dan negatif sama-sama diperlukan agar seimbang.

Coach Rully mengajak peserta menempelkan dua telapak tangan. Coba diperhatikan manakah yang lebih panjang, jari pada tangan kiri atau tangan kanan. Setelah diketahui, coba kita bicara kepada jari yang lebih rendah, misalnya tangan kiri. Kita minta dia untuk menjadi lebih panjang dari sekarang, bahkan lebih panjang dari jari pada jari pada tangan kanan. Setelah dicoba, ternyata berhasil. Maka, ketika pikiran diubah, maka tubuh ikut berubah. Ketika tubuh diubah, pikiran pun mengikutinya.

Maka, langkah ketiga dalam mind programming adalah mengubah tubuh akan mengubah pikiran. Mengubah pikiran akan mengubah tubuh. Contohnya seperti pada dua paragraf sebelumnya. Perubahan ini memang sesaat, tidak permanen.

Langkah mind programming keempat adalah melakukan self-talk atau berbicara dengan diri sendiri. Coba kita katakan pada diri kita, misalnya hari ini aku akan berbuat satu kebaikan untuk orang lain. Katakan setiap hari dan rasakan perbedaan setelah melakukannya beberapa waktu. Kuatkan dengan doa.

Pada sesi pertanyaan, Coach Humphrey banyak bertanya seputar milenial yang ketika bekerja tidak mau dipaksa, tidak mau ditarget. Biasanya hasilnya bagus. Namun, ketika sudah diterima kerja, diberi sistem, disuruh ini dan itu, eh, malah hasilnya tidak maksimal. Hal ini membuat bingung pimpinan perusahaan dan juga mentor perusahaan.

Jawaban dari Coach Rully adalah coba berikan challenge kepada milenial. Misalnya ditanya dulu, sehari bisa target berapa. Kalau dijawab sehari satu, coba tanyakan ulang. Kalau satu bisa, dua pasti bisa dong. Begitu seterusnya.

Coach Humphrey juga melakukan percobaan modelling di perusahaan. Misalnya ditentukan beberapa orang yang menjadi contoh. Diusahakan diambil dari yang setara dengan milenial yang mau di-training dan tidak berasal dari keluarga pemilik perusahaan. Ketika mereka berhasil, maka milenial akan menjadikannya panutan dalam bekerja.

Namun, strategi tersebut tidak sepenuhnya berhasil, apalagi bila memang suatu pekerjaan belum pernah tercapai tujuannya. Milenial bisa saja menyanggah, “Lha selama ini saja tidak ada yang sampai tujuan, jangan-jangan yang salah bukan saya, tetapi pemilik perusahaan yang bermasalah.” Kalau sudah seperti ini, tentu akan menyulitkan para coach.

Menyiasati milenial yang katanya tidak tahan kerja lama, maka sisi positif mereka seperti inovatif harus dioptimalkan. Buat konsep yang bisa diaplikasikan. Tidak perlu ada target dan tidak ada pemaksaan. Lalu, hasilnya direkam. Ketika bisa menghasilkan tujuan yang sama sebanyak tiga kali, maka bisa dijadikan model agar ditiru pekerja milenial lainnya.

Perbincangan yang sangat seru ketika membahas mind programming. Kira-kira begitulah empat tahapan sederhana dalam melakukan pemrograman pikiran. Semoga bermanfaat.

Keep inspiring through writing!

#05122020 #mindprogramming #programpikiran #ysa #youngsuccessacademy

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)