#DAY1
Sekitar satu minggu yang lalu, setelah berpikir dan menimbang banyak hal, saya memutuskan untuk membeli lisensi Windows 10 dan Office 2019 dari salah satu lapak di lokapasar warna oren.
Saya melihat ulasan dan peringkat yang diberikan oleh pembeli sebelum memutuskan untuk membeli. Saya memilih digistore.pro untuk membeli lisensi. Alasan kedua setelah harga yang cukup bersahabat adalah kata Authorized Partner Microsoft. Jadi, key yang dibagikan adalah resmi dari Microsoft, bukan bajakan.
Jujur, selama ini saya memakai Windows, mulai Windows 7 sampai Windows 10-kesemuanya 32 bit-dengan key bajakan karena menggunakan aplikasi Crack. Saya mengunduh dari web penyedia Windows 10 nonresmi di luar web Microsoft, menginstalnya, lalu menggunakannya untuk kegiatan sehari-hari.
Mengapa saya memutuskan untuk membeli lisensi dan tidak memakai Crack saja? Itu kan lebih mudah.
Sebenarnya alasan utamanya agar berkah saja. Kalau resmi kan tentu ada dukungan penuh dari yang membuat software atau Operating System-nya, kalau bajakan saya takut tidak didukung penuh oleh pembuat software atau OS sehingga ketika ada permasalahan, kita yang kelabakan.
Saya memutuskan beralih menggunakan yang original setelah mengikuti webinar dari komunitas microblogger, juga setelah membaca beberapa kiriman Instagram dari beberapa teman. Hal-hal sepele seperti ini menyadarkan saya bahwa sebisa mungkin mulai hari ini untuk memakai segala sesuatu yang sesuai dan berasal dari pihak resmi. Pihak resmi inilah yang menjadi sumber terpercaya.
Setelah sebelumnya memakai versi 32 bit, belakangan saya baru tahu kalau laptop saya ternyata support 64 bit. Hal itu diketahui setelah saya menginstal MX Linux 64 bit di laptop yang sama. Jadi, selama ini saya salah sangka. Saya kira dengan 32 bit, laptop saya bakal punya performa yang oke, nyatanya dengan memakai 64 bit-lah semuanya berjalan lebih lancar. Hal ini karena RAM saya 4 GB dan RAM tersebut baru teroptimasi ketika memakai OS versi 64 bit.
Awalnya ketika saya mengira laptop saya hanya bisa diinstal OS 32 bit, saya mengunduh Windows 10 versi 32 bit. Tidak mengunduh sebenarnya, lebih tepatnya meng-upgrade melalui fasilitas Windows 10 Update (software bawaan dari Windows 10). Cukup lama menunggu, hampir satu hari penuh, dari pagi sampai menjelang Magrib baru selesai. Ini sudah sekalian instalasi. Jadi, siap dipakai seperti sebelumnya.
Karena tahu kalau bisa diinstal versi 64 bit, pada malam harinya, saya unduh kembali Windows 10 versi 64 bit. Karena sudah cukup malam, saya memutuskan untuk menginstal ulang pada keesokan harinya.
Pada hari berikutnya, setelah beres instal dan mengikuti langkah aktivasi yang sangat mudah, saya mengunduh Office 2019. Saya sampai mengunduh 2 kali karena file unduhan pertama sempat corrupt. Beruntung, yang kedua kalinya berhasil diunduh dan diekstrak. Ukuran file cukup besar, hampir 5 GB atau bahkan lebih, mirip ukuran Windows 10.
Instalasi Office 2019 juga berjalan lancar. Aktivasinya sedikit berbeda dari aktivasi Windows 10 karena kita harus mengirimkan ID yang kita dapatkan ke pihak digistore.pro untuk mendapatkan key aktivasinya. Saya berterima kasih kepada digistore.pro karena pelayanan yang cepat sehingga semua proses berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Oh ya, semua aktivasi memakai jaringan internet ya. Berbeda jika kita memakai Crack yang harus menonaktifkan antivirus dan jaringan internet.
Alaa kulli haal, alhamdulillah semua proses instalasi berjalan lancar meskipun memakan waktu yang tidak sebentar. Saya juga harus merelakan waktu untuk tidak ngonten di Instagram karena alat saya membuat konten, Microsoft PowerPoint 2019 belum bisa saya akses karena proses instal ulang Windows 10 dan Office 2019. Ya, bagaimanapun juga, saya tetap senang karena pada akhirnya keinginan saya untuk memiliki Windows 10 dan Office 2019 original tercapai dengan jalan yang semestinya.
Buat teman-teman yang ingin membeli berbagai lisensi Windows dan aplikasi Office atau antivirus, saya sangat merekomendasikan untuk membelinya di digistore.pro Shopee. Ini bukan promosi, sekadar saran atas nama pribadi sebagai pengguna.
Jangan bangga memakai produk bajakan karena itu sama artinya melestarikan hal-hal ilegal. Mari perlahan berpindah menggunakan hal-hal legal. Kalau dalam hal OS, bisa pakai yang gratis seperti Linux dan Ubuntu karena Open Source. Untuk aplikasi Office dan lainnya bisa mencari yang benar-benar gratis seperti WPS atau Libre Office. Saya kira sudah banyak alternatifnya di internet.
Salam ori, salam berkah.
Kanor, Bojonegoro, Jumat, 4 Desember 2020