#DAY5
Selama pandemi, sejak Maret 2020, saya pribadi terkungkung dunia daring. Saya semakin aktif di dunia maya. Mulai dari kembali menghidupkan blog, membuat kiriman Instagram, mengembangkan akun kepenulisan, sampai berbagai macam webinar via Zoom, Google Meet, dan Microsoft Teams dengan beragam tema.
Saya juga aktif mengisi di beberapa grup kepenulisan sejak mengambangkan akun kepenulisan. Saya jadi kenal beberapa penerbit juga. Yang paling jauh sampai menjadi juri pada lomba menulis cerita mini pada salah satu kampus di Gorontalo. Satu sisi saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan ya tentu saja mengisi pundi yang kala pandemi tidak seperti biasanya.
Namun, di sisi lain saya merasakan keresahan lain. Sejak asyik dengan dunia daring, saya semakin kurang dalam hal bersosialisasi. Barangkali kalau ditanya alasan pertamanya adalah pandemi sehingga tidak leluasa untuk berkunjung ke rumah orang lain, kecuali yang benar-benar kenal seperti rumah saudara misalnya. Selebihnya, tentu kita akan membatasi diri.
Walaupun seperti itu, sebenarnya semakin ke sini, sudah semakin banyak yang berani keluar rumah dan berkunjung ke mana-mana. Semua itu tentu harus tetap dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Alasan kedua mungkin akan terlontar bahwa memang kita malas saja untuk bersosialisasi seperti biasanya. Kita lebih senang mengurung diri di rumah, di depan laptop dan gawai masing-masing. Asyik dengan dunianya masing-masing.
Kita menjadi lebih sering ber-hahahihi dengan teman baru yang ada di dunia maya dan berbagai webinar yang beberapa rutin dilaksanakan setiap minggu daripada bercengkerama dengan orang terdekat kita, keluarga misalnya.
Kita tidak menyadari hingga setiap orang kini sibuk dengan dunianya sendiri. Dunia maya yang menjanjikan segalanya. Pada satu kesempatan memang mendekatkan yang jauh, tetapi pada kesempatan lain juga menjauhkan yang dekat. Tidak sadarkah kita akan hal tersebut?
Saya tidak sedang menasihati siapa pun, saya sedang menasihati diri saya pribadi. Saya seolah eksklusif, tak tersentuh sekitarnya. Saya menjadi asing pada sekitar.
Jejaring luring memang benar-benar tergantikan dengan jejaring daring. Kita selayaknya mampu menyeimbangkan antara keduanya. Mari belajar membagi waktu kapan harus berjejaring daring dan kapan berjejaring luring. Bagaimanapun juga, kita adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain dan tidak dapat memenuhi segalanya sendirian.
#1M1C #sibuk #1minggu1cerita