Kembali Ke Atas
Beranda
Cinta
Renungan Kehidupan
Haruskah Alasan Mencintai Masuk Akal?
Muhammad Amin Muhammad Amin
Desember 10, 2020

Haruskah Alasan Mencintai Masuk Akal?

#DAY7

Hari ini saya menulis konten pada akun @muhammadamin.id tentang haruskah alasan mencintai masuk akal. Mencintai di sini diartikan mencintai seorang wanita sebagai pasangan hidup ya.

Sebenarnya kalau berbicara soal alasan mencintai, setiap orang punya pandangan masing-masing. Ada yang cinta hanya karena saling pandang. Ada yang jatuh hati karena nyambung diajak ngobrol ngalor ngidul. Ada yang jatuh cinta hanya lewat kata meski belum bersua.

See? Beragam sekali bukan? Apakah semuanya terasa masuk akal? Kadang alasan mencintai memang nggak masuk akal.

Kita ambil satu contoh aja deh. Orang yang terpikat hanya lewat kata, belum pernah bersua, berjumpa lewat suara pun tak pernah. Namun, sudah tumbuh benih-benih cinta. Bagaimana kamu menjelaskan hal ini?

Beberapa waktu lalu, saya pernah menulis konten juga tentang mengapa mencintau harus beralasan. Kala itu saya jelaskan agar ketika nanti meninggalkan, seseorang tidak meninggalkan pasangannya begitu saja dan tanpa alasan.

Nah, penting banget kan ternyata peran alasan. Sesederhana apa pun. Mungkin sampai tahap tidak masuk akal pun, alasan mencintai tetap dibutuhkan. Tak lain dan tak bukan sebenarnya agar api cinta tak mudah padam dan putus di tengah jalan.

Alasan apa pun dalam mencintai bisa jadi ingatan dan kenangan tatkala hati risau, gundah, apalagi hendak menyerah dalam mencintai.

Coba renungkan ketika ingin berpisah, ingat dulu ketika kamu memperjuangkan untuk mendapatkan pasangan hidupmu. Ingat lagi bagaimana berbinarnya matamu tatkala memandang wajahnya meski dari kejauhan. Ingat bagaimana cepatnya detak jantungmu sebab gugup ketika akan bertemu dengannya. Segala ingatan itu menjadi memori dan tentu sangat baik dalam mengobarkan cinta.

Lantas, ketika sudah menemukan alasan mencintai, meskipun dirasa tidak masuk akal, tugas selanjutnya adalah menjaga cinta itu sebaik mungkin. Ketika pilihan telah ditetapkan, konsistenlah. Berkomitmenlah untuk menjaga dan melindunginya dari risak yang bisa saja hadir. Lalu, jangan pernah berpikir untuk dengan mudahnya berpaling ke lain hati, sesulit apa pun keadaannya.

By the way, pasangan hidup di sini konteksnya suami istri ya. Yang belum sah, semoga segera diberikan kemampuan dan kemantapan untuk menghalalkan. 

Keep inspiring through writing!

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)