#DAY6
“Mas, Ahad bisa ketemu nggak? Mumpung libur nih.”
“Aduh, Mas sibuk, Dik. Kapan-kapan ya. Lagi ada urusan nih.”
Kita terlampau sering memakai istilah sibuk untuk mengelak melakukan sesuatu. Saya paham bahwa setiap kita punya kesibukan masing-masing. Namun, yang perlu ditanyakan adalah, “Benarkah kita benar-benar sibuk atau sekadar menyibukkan diri?”
Ha, emang beda ya. Sama-sama sibuk kok. Bikin ribet aja. Ya beda dong. Kalau benar-benar sibuk, kita biasanya punya jadwal yang jelas. Misalnya kapan harus baca buku, kapan harus menulis, kapan harus ini dan itu.
Kalau tidak punya patokan waktu semacam itu bisakah dibilang sibuk? Ya mungkin bisa saja, tetapi kurang terukur kesibukannya. Jadi terkesan sok sibuk, tidak benar-benar sibuk.
Bedakan juga antara sibuk dan produktif. Bagi saya, produktif adalah mengerjakan sesuatu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dan dengan cara yang tepat agar tercapai tujuan.
Produktif adalah gabungan efisien dan efektif. Efisien artinya menghemat waktu, sedangkan efektif adalah tepat sasaran.
Saya sendiri hari-hari ini sedang tidak ingin sok sibuk. Biasanya saya begitu lincah membaca pesan beberapa grup WhatsApp, memberikan komentar konstruktif di Instagram, tetapi hari-hari ini saya off dulu.
Bukan apa-apa. Saya hanya ingin beristirahat sejenak dari hiruk pikuk media sosial, mengalihkan energi pada karya dan kehidupan nyata. Karena hidup tidak melulu harus disibukkan dengan media sosial kan?
Gak nyambung ya tulisan dari awal sampai akhir? Ya biar saja. Ini ceritanya sedang kembali melemaskan jari untuk kembali menari dan mengisi blog agar tidak mati.
#1M1C #sibuk #09122020 #1minggu1cerita