Kembali Ke Atas
Beranda
Renungan Kehidupan
Sudahkah Mencari Kebahagiaan Sejati?
Muhammad Amin Muhammad Amin
Januari 10, 2021

Sudahkah Mencari Kebahagiaan Sejati?

Sudahkah Mencari Kebahagiaan Sejati?
10/01/2021 – Sudahka Mencari Kebahagiaan Sejati? (Canva)

Banyak orang berlomba-lomba untuk mencari kebahagiaan. Mereka mencarinya dengan berbagai cara. Ada yang katanya mengejar passion, bekerja karena panggilan hati, berjualan ini dan itu, sampai berjalalan-jalan ke berbagai tempat.

Kebahagiaan dan kemanan adalah dua hal yang sesungguhnya terus dicari dan dipertahankan oleh manusia. Tanpa keduanya, manusia akan hidup dalam kegelisahan, ketakutan, kesengsaraan, dan berbagai impitan hidup yang seolah tak akan ada kata selesai di dalamnya.

Nabi Muhammad pun menganjurkan muslim untuk menebae kebahagiaan, memasukkan rasa bahagia ke dalam hati muslim lainnya, idkhaalus suruur. Berbagai cara bisa dilakukan mulai menebar salam kepada sesama, saling menolong, saling menasihati, dan berbagai kebaikan lain.

Nabi juga mengisyaratkan dalam sebuah hadis bahwa barang siapa yang sehat badannya, aman keluarganya, dan punya makanan pokok pada hari itu, maka seolah dunia dikumpulkan untuknya.

“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan [1] sehat badannya,[2] aman pada keluarganya, dia [3]memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.”

(HR. Ibnu Majah, no: 4141, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no. 5918). Sumber : klik tautan berikut

Salah satu cara yang banyak dilakukan orang dalam menggapai kebahagiaan dalam hidup adalah traveling atau jalan-jalan, pelesiran.

Mereka rela merogoh kocek yang besar demi memenuhi hasrat jalan-jalan. Mereka menabung bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun agar bisa suatu waktu jalan-jalan ke suatu kota atau negara.

Hal semacam ini sebenarnya sah-sah saja dilakukan. Sebagai manusia normal, kita memang doanjurkan juga untuk rehat sejenak dari penatnya pekerjaan atau tuntutan hidup yang berdatangan sepanjang waktu. Salah satu caranya adalah dengan traveling.

Namun, pada masa pandemi seperti sekarang ini tentu saja banyak agenda jalan-jalan yang terpaksa ditunda. Jikalau memungkinkan pun harus memakai protokol kesehatan yang ketat.

Kita diingatkan pada akhirnya bahwa mencari kebahagiaan tidak melulu soal tempat yang jauh. Kebahahagiaan bukan selalu perihal terlihat molek di depan kamera dengan pemandangan senja nan syahdu berteman rintik hingga malam menjelang.

Kita tidak harus selalu pergi ke tempat yang jauh. Tempat-tempat yang lebih dekat sesungguhnya menawarkan pesoba yang tidak kalah apik dengan yang jauh. Tentu saja dari segi biaya juga akan jauh lebih terjangkau kan?

Kita selayaknya bertanya dan merenung. Apa esensi dari bepergian itu sendiri. Apakah kita benar-benar mencari kebahagiaan sejati ataukah sekadar kebahagiaan semu? Kebahagiaan sebagai hasil dari pelarian atas tanggung jawab tertentu misalnya. Mungkin juga kebahagiaan yang dibungkus dan dibuat-buat, padahal hati kecil meronta kesakitan dan sengsara.

Kita perlu beranjak sejenak. Setelah merenung panjang, kita akan semakin paham bahwa kebahagiaan sejati sebenarnya ada pada diri kita masing-masing. Ada pada hati kita masing-masing.

Bagaimana hati kita mengelola segala permasalahan yang hadir dalam hiduplah yang menjadikan keseharian kita penuh dengan rasa ceria. Optimistis akan langkah-langkah maju ke depan membuat kita percaya bahwa selalu ada cara dan juga kehendak Tuhan yang berjalan selaras demi tercapainya cita.

Ini tidak mengada-ada. Ini realita. Ini bukan halu apalagi berharap terlalu tinggi yang menghasilkan kecewa. Ini juga bukan sekadar rentetan kata pujangga yang sedang asyik terbuai cinta. Inilah kita. Inilah masalah kita bersama.

Tidaklah mengapa kau jalan-jalan ke tempat yang bahkan satu orang pun belum pernah menginjakkan kakinya di sana. Tidak menjadi masalah untuk terus mengejar bahagia dari entitas-entitas luar diri yang mennggairahkan hidup. Namun, sepatutnya dan pada akhirnya kita tak pernah boleh lupa bahwa kebahagiaan sesungguhnya ada pada hati terdalam. Juga pada pengharapan kepada Sang Pencipta Alam Semesta Raya.

Keep inspiring through writing!

#odopicc #30hbcicc #30haribercerita #indonesiancontentcreator #odopiccday10 #traveling #bahagia #renungankehidupan #hidup #maknahidup #perjalanan #day38 #10012021

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)