Kembali Ke Atas
Beranda
Islam
Renungan Kehidupan
Ganti Tahun Ganti Alam
Muhammad Amin Muhammad Amin
Januari 03, 2021

Ganti Tahun Ganti Alam

Ganti Tahun Ganti Alam
03/01/2021 – Ganti Tahun Ganti Alam

Awal tahun selalu menjadi momen yang asyik dan seru. Impian berhamburan. Harapan bertebaran bak serbuk bunga yang diterpa angin.

⁣⁣Saya pun menjalani hal serupa. Bangun pada awal tahun dengan semangat baru. Malam hari sebelumnya, sudah merencanakan akan melakukan ini dan itu, mau menggapai mimpi A, B, C, dan seterusnya.⁣⁣

Selepas Subuh, saya membaca kalam Ilahi dan menulis beberapa hal di catatan gawai. Saya belum sempat menuliskannya di blog, apalagi media sosial.

⁣⁣Karena awal tahun ini Jumat, menjelang Zuhur, saya segera bersih diri dan berangkat ke masjid untuk menunaikan salat Jumat.⁣⁣

Pulang dari salat Jumat, segera makan siang. Setelah santap siang, niat awal mau melanjutkan menyunting naskah komunitas. Namun, sebuah panggilan WhatsApp masuk. Ternyata dari Ayah.⁣⁣

Setelah salam, tanpa basa-basi Ayah memberi tahu kalau Mas Antok, suami Mbak Tutik yang biasa memasak untuk orang tua saya, meninggal dunia.⁣⁣

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Hanya kalimat itu yang meluncur. Saya bersama istri lantas bersiap-siap untuk takziah. Kami harus berkendara sekitar setengah jam menuju rumah Mas Antok.

⁣⁣Sekitar pukul 2 lewat sekian menit, kami sampai di kediaman duka. Orang sudah ramai berkumpul berbelasungkawa atas kematian Mas Antok.⁣⁣

Ketika saya sampai, proses pemandian jenazah akan segera dimulai. Proses memandikan membutuhkan waktu hampir satu jam.

⁣⁣Tak terasa Asar pun tiba. Azan berkumandang dari musala terdekat. Saya menunaikan salat Asar terlebih dahulu. Jenazah sedang dikafani dan kabarnya masih menunggu Dinda, anaknya yang sedang perjalanan.⁣⁣

Menjelang pukul 4 sore, kami mensalatkan jenazah, lalu memakamkannya di pemakaman Kauman. Petakziah putra bersama-sama mengantarkan Mas Anthok menuju peristirahatan terakhir.

⁣⁣Proses pemakaman berjalan cepat dan lancar. Sekitar pukul 16.30 para petakziah pulang ke rumah masing-masing.⁣⁣

Kematian memang misteri. Tak ada yang tahu kapan ia akan bertandang menghampiri kita masing-masing.⁣⁣Ketika ia datang, tak dapat diundur sedetik pun. Pun kalau kita tahu, juga tak mampu diajukan barang sedetik.⁣⁣

Mungkin kita mengira bahwa pergantian tahun akan diikuti impian yang begitu banyak dan luapan kebahagiaan. Nyatanya, peringatan kematian sudah cukup untuk berpikir kembali sudah benarkah mimpi yang kita susun.⁣⁣

Sudahkah impian tersebut melahirkan bekal untuk kita nanti di alam akhirat? Sudahkah ibadah kita sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya sehingga semakin menyempurnakan bekal kita kelak di akhirat?⁣⁣

Cukuplah kematian sebagai nasihat. Begitulah hadis Nabi meriwayatkan tentang kematian. Maka, sudahkah kita mengambil pelajaran berharga dari kematian?⁣⁣

Al kayyisu man daana nafsahu wa ‘amila limaa ba’dal mauti. Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Begitu sabda Nabi kepada kita.⁣⁣

Sungguh memang benar bila kehidupan dan kematian berdampingan begitu dekat. Saat ada kelahiran, pada saat yang sama ada pula kematian. Di antara keduanya, kita diberi kesempatan untuk memilih keputusan-keputusan terbaik agar tak menyesal pada akhirnya.⁣⁣

Pada akhirnya, semoga pesan-pesan kematian benar-benar sampai pada pikiran dan hati kita sehingga kian berhati-hati dalam melangkah dalam hidup yang singkat dan fana ini.⁣⁣

Wallahu a’lam bis shawaab.

⁣⁣#odopicc #30hbcicc #30haribercerita #indonesiancontentcreator #odopiccday3⁣⁣

Jumlah kata: 445

⁣Submitted to ODOP ICC 2020⁣⁣

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)