Muhammad Amin
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang telah mengizinkan diri untuk sampai pada hari terakhir tantangan menulis 30 hari. Lebih tepatnya ODOP (One Day One Post) selama Januari 2021.
Merunut ke belakang, saya tahu event ini dari kawan yang mengirimkan tautan di grup 1M1C (1 Minggu 1 Cerita). Awalnya saya ragu untuk ikut atau tidak. Namun, saya ingat blog saya yang akhir tahun lalu mulai aktif kembali, rasanya enggak ada salahnya untuk mencoba ikut ODOP ICC.
Seperti yang pernah saya tuliskan pada tulisan seputar blog sebelumnya. Saya pernah ikut event 30 hari bercerita di Instagram. Nah, tahun ini saya beralih fokus blogging dengan ikut ODOP ICC.
Tentu saja ada suka duka dalam mengikuti ODOP ICC. Berikut saya paparkan ceritanya.
Hal-Hal Menyenangkan dari ODOP ICC
Hal yang membuat senang ikut ODOP ICC adalah saya jadi kenal banyak penulis wanita yang suka blogging, terutama di sini adalah ibu-ibu. Maklum, ketika saya lihat daftar nama yang ada di ODOP ICC mayoritas perempuan dan sudah berumah tangga.
Saya pun sesekali berselancar ke blog mereka untuk mencari inspirasi. Entah inspirasi berupa tampilan blognya, lalu saya cari apa tema yang dipakai, atau pun inspirasi dari tulisan yang benar-benar menarik dan otentik.
Banyak tulisan datang dari keresahan ditulis dengan sangat baik. Waktu awal kegiatan berjalan, ada beberapa waktu yang kami bisa bertukar tautan di grup WA ODOP ICC.
Selain kenal dengan penulis blog wanita ini, saya juga dapat banyak ilmu dari narasumber yang mengisi webinar. Meskipun dari dua kali webinar, saya hanya hadir pada webinar terakhir yang membahas seputar penulisan novel viral dari Mbak Najathy Sharma. Saya tidak bisa hadir pada webinar pertama yang membahas tentang Peran Keluarga sebagai Support System Penyintas Kekerasan Seksual. Saya hanya bisa membaca PowerPoint materi yang admin kirimkan ke grup, lalu menuliskannya di blog ini.
Momen Kurang Menyenangkan dari ODOP ICC
Ada momen dukanya enggak? Ada dong. ODOP ICC mengharuskan anggotanya untuk menulis selama sebualan penuh dan mayoritas sudah ada temanya. Hanya sekitar tiga atau empat kali tulisan bebas yang bisa kami tulis.
Jujur saja, ini sangat berkebalikan dengan event 30 Hari Bercerita yang saya ikuti di Instagram tahun-tahun sebelumnya di mana tema hanya diberikan pada saat tertentu dan kami lebih banyak dibebaskan menulis apa pun.
Tema yang paling sulit bagi saya adalah tema “Parenting”. Meskipun waktu itu boleh menulis bagaimana pengalaman kepengasuhan orang tua terhadap diri kami, bagi saya pribadi itu tetaplah sulit. Saya cukup beruntung karena membaca buku Atomic Habits karya James Clear. Di dalam buku tersebut terdapat lampiran penerapan Atomic Habits pada ranah parenting. Meskipun saya sendiri harus mengunduh lampiran tersebut dalam bahasa Inggris dan menerjamahkannya-letterlijk-ke dalam bahasa Indonesia dalam waktu singkat.
Dengan hadirnya ODOP ini, setidaknya blog saya terisi kembali, tidak “suwung” lagi. Beruntungnya, ketika kegiatan ini berlangsung, saya juga ikut Kelas WordPress Mas Arsa yang sangat membantu dalam hal mengatur bagaimana WordPress saya makin ciamik lagi dari waktu ke waktu.
Ya mungkin itu saja kesan saya selama ikut ODOP ICC. Harapan saya pribadi semoga ICC dapat terus berkembang dari waktu ke waktu dan terus menjadi pompa semangat para blogger di mana pun mereka berada.
Keep inspiring through writing!
#odopicc #30hbcicc #30haribercerita #indonesiancontentcreator #odopiccday30 #day58 #30012021
