Saya sudah menerjemahkan lampiran dari buku Atomic Habits tentang bagaimana siklus kebiasaan dapat diaplikasikan dalam hal parenting atau kepengasuhan. Bagi yang belum membaca bagian sebelumnya, bisa membacanya pada tautan berikut Belajar Parenting ala James Clear dari Buku Atomic Habits (Bagian Satu)
Hukum Ketiga – Menjadikan Kebiasaan Mudah
Hukum ketiga dari perubahan perilaku adalah menjadikan kebiasaan mudah. Hukum ini berhubungan dengan tanggapan, yang merupakan perilaku aktual atau kebiasaan yang Anda lakukan. Kebiasaan akan lebih mungkin untuk dilakukan ketika kebiasaan itu mudah.
Sebelum saya menjelaskan langkah ini lebih detail, saya ingin mengingatkan Anda tentang poin penting yang sudah saya tulis pada Atomic Habits yang fokus pada hukum ketiga: “Ide di balik menjadikan kebiasaan mudah tidak berarti hanya melakukan sesuatu yang mudah. Idenya adalah menjadikan suatu kebiasaan semudah mungkin pada saat melakukan kebiasaan dalam jangka waktu yang panjang.”
Banyak orang tua melakukan kesalahan dengan menjadikan kehidupan yang terlalu mudah bagi anak mereka: mereka menulis surat untuk anak mereka, berbincang keras dengan pelatih dan guru untuk anak mereka, dan sebaliknya ikut campur kapan pun masalah atau tantangan terjadi. Hal semacam ini mungkin “membuat mudah” pada satu waktu, tetapi melanggar pesan yang baru saja saya sampaikan sebelumnya. Seperti dukungan yang tidak menjadikan mudah bagi anak Anda untuk melakukan sesuatu dalam jangka waktu panjang.
Alih-alih melakukan suatu pekerjaan untuk anak Anda, Anda dapat menjadikan sebuah pekerjaan mudah untuk dilakukan oleh mereka. Misalnya, Anda dapat mengatur lingkungan pekerjaan rumah anak supaya sukses. Pastikan mereka punya tempat yang tenang dengan pena, pensil, dan kertas, serta sebuah ruangan yang cukup bebas dari gangguan. (untuk ide desain ruangan lainnya, lihat bab 6 dan 12 di Atomic Habits).
Strategi serupa dapat digunakan untuk lingkungan sosial. Misalnya, Anda dapat memberikan bahasa yang tepat bagi anak remaja Anda yang dapat mereka gunakan untuk mengendalikan tekanan teman. Persiapan tipe ini menjadikan kebiasaan mengendalikan tekanan teman lebih mudah untuk dilakukan pada waktu yang tepat.
Seperti kebiasaan lainnya, lebih awal Anda memulai perubahan-perubahan ini akan jauh lebih baik. Ketika saya bersekolah di SMA, sebuah keluarga empat bersaudara hadir dalam satu waktu. Saya ingat suatu hari ketika saya tahu bahwa mereka tidak punya televisi pribadi di rumah mereka. Saya terpukau karenanya.
Ketika saya mengingat memori tersebut hari ini, menjadi sangat tidak mengejutkan ketika empat bersaudara tersebut sangat cerdas, sangat gemar membaca, dan memasuki kampus yang sangat bagus. Sejak usia sangat awal, mereka telah belajar untuk mencintai buku. Ketika sebagian kita bermain video games dan menyaksikan ESPN, mereka sudah membaca.
Desain tipe lingkungan ini terlampau ekstrem bagi kebanyakan selera orang, tetapi Anda tidak dapat menyangkal poin pentingnya: anak-anak (dan orang tua mereka) sering kali adalah produk dari lingkungan mereka. Jika Anda ingin anak Anda mengembangkan kebiasaan tertentu, maka buatlah kebiasaan tersebut nyaman dan mudah pada lingkungan mereka.
Akan lebih mudah membangun sebuah kebiasaan membaca ketika tidak ada televisi di sekeliling mereka.
Hukum Keempat – Menjadikan Kebiasaan Memuaskan
Hukum keempat perubahan perilaku adalah menjadikan kebiasaan memuaskan. Inilah tahap akhir dari siklus kebiasaan, dan hal ini berkaitan erat dengan ganjaran. Jika ada ganjaran yang dikaitkan dengan sebuah perilaku-cukup bagus dan memuaskan pada akhirnya-kemuadian kita punya alasan untuk mengulangnya pada masa mendatang.
Pada bab 15 dari Atomic Habits. Saya nyatakan, “Tiga hukum awal perubahan perilaku-menjadikan kebiasaan terlihat, menarik, dan mudah-meningkatkan kemungkinan untuk dilakukan pada saat ini. Hukum keempat dari perubahan perilaku-menjadikan kebiasaan memuaskan-meningkatkan kemungkinan sebuah perilaku akan diulang pada masa mendatang. Hukum ini melengkapi siklus kebiasaan.”
Supaya kebiasaan apa pun bertahan, anak Anda harus menemukan bahwa kebiasaan tersebut memuaskan atau menyenangkan dalam berbagai cara.
Ada berita bagus bagi orang tua: pujian secara natural memuaskan, dan orang tua menempati posisi sempurna untuk menawarkannya. Setiap anak menikmati dipuji oleh orang tua mereka untuk sebuah pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
Tentu saja, hal ini berkebalikan dengan apa yang banyak orang lakukan. Sering kali orang tua mengkritisi perilaku yang mereka harapkan akan dilakukan oleh anak mereka.
Ketika seorang anak introvert-memusatkan perhatian dan pikiran kepada dirinya sendiri-ikut pada makan malam keluarga, mereka akan berkata sesuatu seperti,
“Baiklah, mari kita lihat siapa yang menentukan untuk ikut kami.”
Komentar semacam itu menjadikan kebiasaan makan malam keluarga tidak memuaskan untuk melakukan suatu hal yang sangat ingin Anda harapkan mereka akan melakukannya. Jangan kritisi perilaku yang ingin Anda lihat.
Sebagai hasilnya, saya kira akan efektif bagi banyak orang tua untuk menjaga filosofi ini di kepala masing-masing: puji yang bagus, lewatkan yang buruk.
Hal ini tidak berarti anda mengabaikan setiap kesalahan yang Anak anda lakukan dan tidak pernah mengoreksinya. (Seperti pada semua kemungkinan, hal ini menjadi tidak mungkin bagi Anda untuk melakukannya. Kritisisme, dengan alasan apa pun, terlihat sangat natural. Orang tua sering menemukan diri mereka berkata sepanjang hari: jangan memanjat itu, letakkan itu, jangan sentuh itu, tidak sekarang, jangan pergi ke sana, dan seterusnya) Namun, itu berarti bahwa Anda mengingatkan diri Anda untuk fokus pada bagian bagik dari perilaku mereka dan memuji mereka untuk hal-hal yang ingin Anda lihat.
Berikut adalah nasihat dari Janet Lansburry-lagi, kali ini memberi contoh yang bagus dari “melewatkan yang buruk” akan lebih terlihat seperti di dunia nyata. Dia merekomendasikan untuk memberikan tanggapan “ho-hum” yang merupakan reaksi …:
“Tanggapan Ho-hum juga sangat membantu ketika anak-anak merengek, menjerit, atau mencoba mengungkapkan kata baru yang tidak senonoh yang mereka dengar sebelum masuk sekolah. Anak-anak akan lebih mungkin lupa akan kata tersebut dan berhenti merengek atau menjerit jika kita tidak memberi kuasa pada perilaku dengan mengabaikannya (yang tidak berarti sengaja mengabaikan anak kita) atau memberi ho-hum, arahan acuh peduli seperti “Itu terlalu keras” atau “Itu sebuah kata kotor. Tolong jangan memakainya.”
Lansbury, Janet. No Bad Kids: Toddler Discipline Without Shame (p. 50). JLML Press. Kindle Edition.
Ide utamanya seperti berikut: Ketika memungkinkan, Anda ingin memakai penguatan positif daripada penguatan negatif.
Satu cara kreatif yang saya dengar dari melakukan hal ini adalah dengan membuat sebuah sistem “tanda” atau sistem kelonggaran dengan anak Anda. Namun, kuncinya adalah Anda hanya menambahkan sesuatu ke dalam kelonggaran atau tanda ketika anak melakukan sesuatu yang bagus, bukan menguranginya ketika anak melakukan hal buruk.
Tipikal kelonggaran adalah menghilangkan hukuman ketika seorang anak melanggar peraturan. Namun, hal ini mungkin lebih efektif mempertimbangkan bagaimana Anda dapat mendorong kebiasaan baik dengan menambahkan kebiasaan baik tersebut ke dalamnya. Misalnya, jika anak memilih membaca buku selama satu jam daripada menonton televisi, mereka akan mendapatkan tanda yang lain. Atau ketika mereka memperoleh tanda dengan melakukan tugas rutin atau memperoleh nilai yang bagus atau menyelesaikan kebiasaan berharga lainnya.
Akhirnya, idenya adalah menjadikan kebiasaan memuaskan untuk melakukan hal yang benar.
Ya, begitulah! Saya harap Anda menikmati lampiran ini. Untuk ide lain tentang bagaimana mengaplikasikan empat hukum perubahan perilaku dan membangun kebiasaan yang lebih baik (baik untuk anak-anak, maupun orang dewasa), silakan membaca Atomic Habits.
Keep inspiring through writing!
#odopicc #30hbcicc #30haribercerita #indonesiancontentcreator #odopiccday9 #parenting #jamesclear parentingalajamesclear #atomichabits #atomichabitsonparenting #day37 #09012021
Jumlah Kata : 1.092