Kembali Ke Atas
Beranda
Fashion
Islam
Membincangkan Fashion dari Sisi Identitas Diri dan Islam
Muhammad Amin Muhammad Amin
Januari 23, 2021

Membincangkan Fashion dari Sisi Identitas Diri dan Islam

Membincangkan Fashion dari Sisi Identitas Diri dan Islam
23/01/2021 – Membincangkan Fashion dari Sisi Identitas Diri dan Islam (Canva)

Tren fashion memang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Tren itu juga berbeda berdasarkan daerah di mana fashion itu muncul.

Fashion lebih dekat dengan gaya berpakaian seseorang. Misalnya orang Indonesia bangga dengan fashion batiknya, orang-orang Eropa cenderung lebih bangga dengan busana formal.

Dalam Islam, fungsi pakaian adalah menutup aurat. Itulah fungsi utama yang sepatutnya diperhatikan karena akhir-akhir ini banyak orang merubah fashion tanpa memperhatikan hal ini.

Mereka lebih peduli dengan tren fashion yang ada di media sosial misalnya. Mereka bisa melihat tren fashion dari seluruh dunia dan mengadopsinya menjadi gaya fashion ala dirinya.

Bagi orang yang punya terkesan saklek, perubahan fashion bisa jadi tidak mengubah penampilannya. Ia akan tetap berpenampilan seperti itu saja.

Namun, bagi sebagian orang yang bisa fleksibel menerima perubahan tren fashion, ia akan mencoba menyesuaikan diri, tetapi tentu saja tetap mengedepankan prinsip-prinsip yang dipegangnya seperti budaya dan agama.

Bagi kalangan yang suka ikut-ikutan, mereka tak lagi peduli apakah budaya bangsanya terkait fashion menjadi maju atau malah mundur, mereka terus saja mengikuti tren fashion mutakhir.

Mereka menganggap bahwa semakin seseorang mampu mengikuti tren fashion, berarti ia semakin up to date, tidak ketinggalan zaman.

Nah, bahayanya tipe orang ketiga ini adalah ketika mereka benar-benar lupa atau bahkan mengejek tren fashion yang masih dipegang erat oleh budaya. Kalau sudah seperti ini, mereka seolah kehilangan jati diri sebagai akibat dari budaya ikut-ikutan atau mengekor.

Inilah tugas kita bersama untuk terus mengedukasi tipe yang ikut-ikutan tadi supaya mereka semakin paham bahwa kekayaan budaya, salah satunya kekayaan fashion di negeri ini haruslah dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai fashion ini mudah sekali diklaim oleh negara lain seperti yang selama ini sering kita dengar dan baca beritanya.

Bila memandang fashion dari sisi agama, selain fungsi menutup aurat, tetapi juga ada sekian banyak aturan yang mengatur fashion agar sejalan dengan syariat Islam. Saya tidak akan menjelaskannya di sini. Silakan dicari saja dengan kata kunci “cara berpakaian sesuai ajaran Islam” insyaallah banyak ulama yang mampu menjelaskannya dengan baik dan gamblang.

Jika fungsi pakaian yang kita kenal selama ini adalah menutup aurat dari segi fisik, perlu dipahami juga bahwa muslim memerlukan pakaian batin. Dalam Al-Qur’an dikatakan sebaik-baik pakaian adalah ketakwaan. Wa libaasut takwaa zaalika khoir. (Q.S. Al-A’raf :26)

Menurut Imam Baghawi, ayat ini turun disebabkan orang Arab pada masa jahiliah mengelilingi kakbah dalam keadaan telanjang. Mereka berkata: kami tidak mengelilingi kakbah dengan pakaian yang kami pakai untuk bermaksiat kepada Tuhan. Para lelaki tawaf pada siang hari, sedangkan wanita tawaf pada malam hari. Mereka semua tawaf dalam keadaan telanjang.

Adapun menurut Mawardi, sebab ayat ini turun adalah adanya suatu kaum dari orang Arab yang bertawaf mengelilingi kakbah dalam keadaan telanjang dan mereka berpendapat bahwa hal itu lebih tinggi tingkat ketaatannya dan lebih besar dalam hal kedekatan dengan Tuhan.

Pakaian ketakwaan mengandung banyak makna, seperti iman, rasa malu, dan amal saleh. Ini menjadi tanda bahwa memang ketakwaan menjadi penyempurna fashion fisik dalam bentuk pakaian yang kita kenal sehari-hari.

Jadi, selain harus berpakaian yang menutup aurat dan sesuao syariat Islam, kita juga hendaknya menjalankan amal saleh, memiliki rasa malu, dan juga iman dalam diri.

Pertanyaannya, sudahkah kita semua menghiasi diri tidak hanya dengan pakaian yang menghiasi fisik, tetapi juga pakaian yang menghiasi batin dan jiwa?

Wallahu a’lam bis sawaab.

Keep inspiring through writing!

#odopicc #30hbcicc #30haribercerita #indonesiancontentcreator #odopiccday23 #fashion #fashionislam #pakaiantakwa #day51 #23012021

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)