Memasuki ramadhan tahun ini saya bertekad
untuk menuliskan ceramah-ceramah yang disampaikan oleh penceramah kultum subuh
maupun tarawih. Meski tidak dari awal, setidaknya tiga per empat Ramadhan dapat
kutuliskan kumpulan ceramah tersebut dengan konsisten.
.
Suatu malam, saya diundang untuk mengikuti
rapat panitia PARTI persiapan kegiatan nuzulul qur’an. Saya perhatikan hanya
beberapa orang yang membawa buku catatan dan pena untuk menuliskan hasil rapat.
Parahnya, sekretaris yang saya harap mencatat segala hal dalam rapat tidak
membawa catatan. Saya cukup kesal akan hal itu. Sebab saya tahu kekuatan
tulisan tentu akan menguatkan apa yang telah dihafal dalam otak. Pada akhirnya,
saya katakan kepada salah satu peserta rapat untuk mengingatkan semuanya,
terutama sekretaris untuk membawa catatan ketika rapat berlangsung. Bagaimana
pun, dokumentasi rapat itu penting. Bagi anak-anak, dokumentasi masih diartikan
sempit. Yaitu, kumpulan ratusan foto dan video dari kegiatan yang berlangsung.
Hal itu tidak salah. Namun, coba perluas pengetahuan tentang dokumentasi.
Dokumentasi juga menyangkup segala hal tentang surat menyurat, catatan rapat,
segala bentuk tulisan pendukung acara, dsb.
.
Maka, saya sarankan kepada siapa saja yang
ingin mengabadikan momen berharga, jangan hanya ambil kamera atau smartphonemu.
Sesekali tuangkan segala rasa dalam paragraph-paragraf tulisan. Permainkan
kosakata yang kau miliki, gunakan berbagai majas dan perumpamaan untuk
memperkuat tulisanmu, maka niscaya kau akan senantiasa abadi bersama tulisanmu
meski jasadmu tak lagi ada di atas dunia.
.
@muhamin25 | 16 Juni 2017