Sebenarnya ada cukup banyak hal yang akan
dituliskan, tetapi sebab tak segera dituangkan, maka ia menguap ibarat air
lautan yang mengangkasa. Maka, bagaimana sebenarnya supaya tulisan-tulisan
dapat terus mengalir layaknya air. Tak sekadar mengalir, namun juga menyejukkan
dan mencerahkan bagi siapa saja yang merenunginya mendalam.
.
Maka salah satu kuncinya adalah dengan
melatih kepekaan diri. Cobalah ketika sedang berjalan menuju suatu tempat atau
merasakan sesuatu dalam diri atau hati, kita tangkap dengan segera. Ambil buku
catatan kecil dan penamu lalu tuliskan poin-poin penting disana. Atau kalau
sedang ada banyak waktu, tuliskan saja semua yang kau rasa. Tak usah pedulikan
bagus tidaknya. Yang penting tuliskan dulu. Setelah semuanya selesai, kau bisa baca
ulang dan perbaiki sesuai kaidah yang ada.
.
Banyak orang merasa kesusahan mencari ide.
Padahal, segala yang terjadi di sekitarnya adalah bahan yang senantiasa ada dan
tak akan pernah habis dituliskan. Lagi-lagi kepekaan rasa, kedalaman
pengetahuan dan keluasan bacaan akan menggambarkan seberapa berkualitas tulisan
yang akan dihasilkan. Maka, sesungguhnya aktivitas menulis begitu erat dengan
membaca. Rumusnya baca-baca-baca-tulis. Karena memang bila calon penulis tak
lagi mau membaca literatur yang mendukung atau paling tidak hal-hal yang
disukainya, maka tulisannya akan begitu-begitu saja. Stagnan. Tak ada perubahan
yang berarti. Maka, mari membiasakan membaca dan menulis setiap hari. Tuliskan
apa yang menjadi keresahan hatimu dan mari latih kepekaan diri menangkap hikmah
di balik peristiwa. Semoga tulisan-tulisan kita menjadi ladang kebaikan bagi
diri sendiri dan sesama.
.
@muhamin25 | 8 Juni 2017