Di era
modern ini, silaturrahim offline rasanya tak lagi diminati orang, khususnya
kalangan muda yang sudah ketagihan gadget canggih nan mahal itu. Betapa tidak,
setiap detik, menit, dan jam gadget tersebut tak pernah lepas dari tangannya.
Apalagi, mendekati momen Idulfitri, mereka akan semakin gencar membagikan broadcast
message kepada kawan-kawan dan gurunya mengenai pesan yang intinya adalah
meminta maaf.
.
Yang
dilakukan anak muda era sekarang sesungguhnya tidak sepenuhnya salah, namun
kiranya lebih baik bila mereka dapat bertatap muka langsung dengan kawan dan
guru mereka selagi mampu. Sampai-sampai ada candaan dalam Bahasa Jawa yang
bernada sindiran mengenai hal ini.
“Ealah,
wes tak siapno klambi anyar, jajan rong mejo bek, duwik THR gae arek-arek
cilik, jebule wong-wong podo njaluk sepuro lewat WA”
Terjemahan
bebasnya, “Lha ya, sudah saya siapkan baju baru, jajan dua meja penuh, uang THR
untuk anak-anak kecil, ternyata orang-orang meminta maaf lewat Wa (whatsaap)”
Lalu, apa
sesungguhnya kelebihan dari silaturrahim offline daripada online?
.
Tentu
silaturrahim offline akan lebih terasa kehangatan di antara yang
bersilaturrahim. Setelah sekian lama tidak berjumpa, kita dapat saling melempar
senyum indah kita yang bernilai ibadah kepada saudara kita. Selain itu, ada
ikatan emosional yang lebih kuat bila kita mampu bertemu langsung dengan kawan
kita. Kita juga dapat lebih bebas bercerita kesana kemari, bercanda sebagaimana
dahulu kita lakukan yang mungkin sudah sangat lama tidak lagi kita lakukan
sebab kesibukan yang membelenggu. Saya sendiri selalu
menyempatkan diri untuk bersilaturrahim ke rumah kawan MI, SMP, MA, dan kuliah
saya selagi saya bisa. Juga kepada guru-guru saya. Meski hanya sebentar, paling
tidak sudah mengobati rasa kangen dalam dada.
.
Silaturrahim
offline juga menambah keakraban dengan kawan kita. Kita juga menjadi lebih
paham apakah kawan kita yang kita kenal dahulu, masih sama saja, berubah lebih
sukses atau bahkan lebih muram dari yang kita kenal sebelumnya. Anda dapat
menambahkannya sendiri sesuka Anda mengenai kelebihan silaturrahim offline ini. Namun, yang terjadi adalah
banyak yang tak lagi mengindahkan silaturrahim offline yang hikmahnya sungguh
besar seperti panjang umur. Ayah saya sendiri sedikit mengomel sebab karyawan
kantornya sudah sangat sedikit yang mau berkunjung ke rumah, setidaknya ketika momen
Idulfitri. Pada intinya, selagi mampu bersua langsung, kenapa harus lewat sosial media? Kita
tak pernah tahu umur manusia sampai kapan kan? Bisa jadi hari ini silaturrahim
terakhir kita kepada kawan-kawan akrab dan guru-guru kita. Semoga nilai-nilai
silaturrahim tetap melekat dan terus menjadi kebiasaan baik kita sepanjang masa
agar hikmah-hikmah di balik silaturrahim tersebut dapat kita raih.
.
@muhamin25
| 28 Juni 2017